JATIMTIMES - Aktivitas bermain layang-layang di sekitar Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, mengganggu penerbangan. Selama tiga hari, dari 4 hingga 6 Juli 2025, tercatat sebanyak 21 pesawat batal lepas landas maupun mendarat.
Gangguan ini disebabkan oleh layang-layang yang diterbangkan warga di sekitar area bandara. AirNav Indonesia menyatakan kondisi tersebut sangat membahayakan keselamatan penerbangan.
Baca Juga : Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, 4 Rute Penerbangan di Kupang dan Flores Batal
"Berdasarkan data yang dihimpun, sepanjang 4-6 Juli 2025 aktivitas penerbangan layang-layang di area Bandara Soekarno-Hatta menyebabkan 21 pesawat batal terbang dan mendarat di bandara," ujar Direktur Utama AirNav Indonesia Capt. Avirianto Suratno, dikutip dari ANTARA, Senin (7/7/2025).
Avirianto menjelaskan, aktivitas tersebut terjadi di jalur pendekatan akhir pesawat, sehingga berdampak langsung terhadap operasional penerbangan. Sebagai langkah antisipasi, pihaknya menerbitkan Notice to Airman (Notam) Nomor A1912/25.
"Alasan kami menerbitkan Notam karena aktivitas penerbangan layang-layang di final approuch area sangat membahayakan keselamatan pesawat yang mau take-off atau landing di Bandara Soekarno-hatta," jelasnya.
Data AirNav merinci, akibat gangguan layang-layang, terdapat 9 pesawat dialihkan ke bandara lain (divert). Selain itu, 6 pesawat harus go-around, 5 pesawat membatalkan pendekatan dan 1 pesawat kembali ke bandara asal (return to base).
Avirianto menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Ia menegaskan bahwa keputusan petugas dilakukan demi keselamatan penerbangan. "Alasan petugas kami melakukan itu cuma satu yaitu karena adanya ancaman keselamatan. Tidak lain," tegasnya.
Ia juga mengingatkan masyarakat yang tinggal di sekitar Bandara Soetta agar tidak menerbangkan layang-layang, karena dapat membahayakan nyawa banyak orang.
"Karenanya pada kesempatan ini kami memohon dengan sangat kepada masyarakat, khususnya yang tinggal di sekitar bandara untuk tidak menerbangkan layang-layang," katanya.
"Karena itu sangat membahayakan dan sangat mengancam keselamatan pesawat dan nyawa para penumpangnya," imbuh Avirianto.
Sebagai tindak lanjut, AirNav Indonesia melakukan koordinasi dengan sejumlah pihak, seperti Otoritas Bandara Wilayah I, Polres Bandara Soetta, PT Angkasa Pura Indonesia, serta instansi terkait lainnya. Penanganan dilakukan lewat program Ground Delay Program (GDP) dan Pre-Departure Clearance (PDC).
"Sekali lagi, kami mengajak seluruh masyarakat, demi keselamatan penerbangan, tolong setop main layang-layang dekat bandara. Mari kita ciptakan langit Indonesia yang aman dan bebas hambatan untuk kegiatan penerbangan," tutup Avirianto.
Insiden ini juga ramai di media sosial. Pakar penerbangan Gerry Soejatman melalui akun X-nya menyoroti dampak layangan terhadap penerbangan.
"Makasih layang-layang... bikin delay nambah... Sudah 3 pesawat go-around gara2 layangan sore ini," tulis Gerry.
“Kalau di announce, flight delay akibat alasan keselamatan operasi dikarenakan ada layangan, penumpangnya mau terima gak yah?” tambah Gerry menyertakan tangkapan layar dari Flightradar24 yang menunjukkan pesawat Transnusa rute Yogyakarta-Jakarta melakukan manuver go-around akibat gangguan layang-layang.
Baca Juga : Ahmad Nurabadi Terpilih Jadi Ketua Baru IKA PMII UM pada Silaturahim Nasional di Kediri
PT Angkasa Pura Indonesia turut memberikan klarifikasi. Lewat akun X @angkasapura172, pihaknya menyampaikan permintaan maaf dan menegaskan bahwa keselamatan tetap menjadi prioritas.
"PT Angkasa Pura Indonesia mengucapkan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami. Terkait kejadian adanya layang-layang di sekitar area Bandara Soekarno-Hatta yang berdampak pada keterlambatan penerbangan," tulis akun tersebut.
Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk tidak menerbangkan layang-layang, drone, atau benda terbang lainnya di sekitar bandara.
Banyak warganet mempertanyakan, seberapa berbahaya layang-layang bagi pesawat? Salah satu komentar di media sosial mempertanyakan ukuran layang-layang tersebut. “Segede apa itu layangan sampai bikin delay Om?” tulis akun @sad**.
Gerry menjawab, "Kalo gede dihindari... Kalo kecil terus ditabrak n masuk mesin... ntar dibilang sembrono... Anyway, 1 mesin CFM56 itu harganya sekarang 15jt... USD."
Pilot Citilink Capt. Ikram sebelumnya juga pernah menjelaskan bahwa layang-layang bisa menyebabkan kecelakaan bila tersangkut di mesin pesawat.
“Kalau terkena satu mesin, pesawat masih bisa jalan. Tapi kalau dua-duanya bagaimana? Biarpun burung sekecil itu, kalau ada partikel yang masuk ke dalam mesin, bisa menyebabkan kecelakaan,” katanya.
Bahkan jika layangan menabrak kaca depan dan menyebabkan kerusakan, itu dapat melukai pilot dan mengganggu kendali pesawat.
“Kalau di penerbangan finalnya kita, begitu mau mendarat ternyata ada saja orang yang main layangan, ada burung-burung lewat, kita tunda dulu pendaratannya,” ujar Capt. Ikram.