JATIMTIMES - Kata kunci "fenomena Aphelion 2025" masih menjadi trending di Google hingga Senin (7/7/2025) pagi. Banyak warganet penasaran dengan fenomena ini dan apakah benar bisa menyebabkan suhu Bumi jadi lebih dingin dari biasanya.
Menurut BMKG, awal Juli 2025 menjadi momen terjadinya salah satu fenomena astronomi tahunan, yaitu aphelion. Fenomena ini menandai titik di mana Bumi berada pada jarak terjauh dari Matahari selama orbit tahunannya.
Baca Juga : 7 Juli 2025, 11 atau 12 Muharram 1447 H? Ini Penjelasan Lengkapnya
Meski sering dikaitkan dengan cuaca dingin, khususnya di Indonesia bagian selatan, para ahli memastikan bahwa aphelion tidak menyebabkan penurunan suhu secara langsung. Lantas, kapan persisnya aphelion tahun ini terjadi dan apa saja dampaknya?
Mengutip situs astronomi In The Sky, fenomena aphelion pada tahun ini berlangsung pada Jumat, 4 Juli 2025 pukul 02.54 WIB. Saat itu, jarak antara Bumi dan Matahari mencapai sekitar 152.087.738 kilometer.
Sebagai perbandingan, jarak rata-rata Bumi ke Matahari umumnya sekitar 149,6 juta kilometer. Artinya, saat aphelion terjadi, Bumi berada sekitar 2,5 juta kilometer lebih jauh dari posisi rata-rata.
BMKG menjelaskan bahwa orbit Bumi mengelilingi Matahari berbentuk elips, bukan bulat sempurna. Karena itu, jarak Bumi ke Matahari mengalami fluktuasi sekitar 3% sepanjang tahun. Titik terjauh dinamakan aphelion, sementara titik terdekat dikenal dengan perihelion, yang biasanya terjadi pada Januari.
Lantas pertanyaan yang kerap muncul, apakah aphelion membuat cuaca lebih dingin di Indonesia? Jawabannya tidak. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), aphelion tidak memberikan pengaruh langsung terhadap suhu udara di Indonesia. Fenomena ini bersifat astronomis dan tidak memicu perubahan cuaca ekstrem.
Baca Juga : Kalender Jawa Weton Senin Kliwon, 7 Juli 2025: Sifat, Rezeki, dan Jodoh yang Cocok
Penurunan suhu udara yang biasa terjadi pada Juli-Agustus di Indonesia selatan, seperti di Jawa, Bali, NTT, dan sebagian Kalimantan lebih disebabkan oleh angin muson timur. Angin ini berasal dari Australia yang sedang mengalami musim dingin.
“Angin muson timur membawa massa udara dingin dan kering ke wilayah Indonesia, sehingga menyebabkan suhu menjadi lebih rendah terutama pada malam hingga dini hari,” jelas BMKG dalam keterangan resminya, dikutip Senin (7/7/2025).
BMKG juga menegaskan bahwa aphelion merupakan fenomena alamiah tahunan yang tidak berdampak signifikan terhadap kondisi iklim maupun cuaca di Indonesia. Tidak ada peningkatan risiko bencana akibat peristiwa ini.