JATIMTIMES — Muhadi yang kini menjabat sebagai Kepala SDN Kampungdalem 1 Tulungagung, kembali dipercaya untuk memimpin Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Tulungagung. Lewat Konferensi PGRI yang digelar baru-baru ini di Gedung PGRI Tulungagung, Muhadi terpilih untuk periode 2025–2030 melalui proses aklamasi. Terpilihnya Muhadi membuktikan bahwa kepercayaan para guru terhadap kepemimpinannya masih sangat kuat.
Proses konferensi ini diikuti hampir 96 persen dari total sekitar seribu anggota PGRI Tulungagung. Para anggota yang berasal dari 19 cabang tampak hadir memenuhi ruangan, menunjukkan komitmen mereka terhadap organisasi profesi guru ini. Berdasarkan rekam jejaknya, Muhadi memang bukan orang baru dalam kepemimpinan PGRI Tulungagung. Lima tahun lalu, ia juga terpilih sebagai Ketua PGRI dengan perolehan suara yang sangat signifikan, yakni 874 suara dari 1.032 pemilih.
Baca Juga : Gadis 20 Tahun Asal Aceh Diamankan Polisi Usai Gelapkan Sepeda Motor di Tulungagung
Kepercayaan yang kembali diberikan kepada Muhadi bukan tanpa alasan. Banyak anggota berharap organisasi ini bisa terus dikelola secara profesional, transparan, dan akuntabel di bawah kepemimpinannya. Muhadi lewat keterangannya pasca terpilih menegaskan pentingnya menjunjung tinggi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PGRI dalam setiap kebijakan yang diambil.
“Proses pemilihan ini berjalan sesuai dengan anggaran dasar dan rumah tangga. Meski ada dinamika, semua tetap mengacu pada aturan,” tegas Muhadi saat dikonfirmasi, Kamis, 3 Juli 2025.
Ia juga menyoroti tingginya antusiasme peserta konferensi. Menurutnya, hal ini menjadi bukti bahwa para anggota memiliki semangat yang sama untuk membesarkan organisasi guru di Kabupaten Tulungagung.
Lebih jauh, Muhadi memaparkan berbagai capaian yang telah diraih selama masa kepemimpinannya periode sebelumnya. Mulai dari pengembangan fisik dan sarana prasarana, peningkatan kompetensi guru, program pendampingan, hingga upaya pembinaan dan peningkatan kesejahteraan guru telah dijalankan secara bertahap.
Muhadi dalam kesempatan tersebut turut menyampaikan aspirasi kepada pemerintah daerah, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan guru. Ia mengajukan dua permintaan penting kepada Ketua DPRD Tulungagung, Marsono. Kedua hal tersebut adalah terkait dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (Bosda) serta nasib Guru Tidak Tetap (GTT) dan Pegawai Tidak Tetap (PTT).
“Dari sekian banyak permintaan, hanya dua yang kami sampaikan kepada Ketua DPRD: Bosda dan nasib GTT-PTT,” ungkap Muhadi.
Baca Juga : Jamasan Empat Pusaka Kabupaten Ngawi Peringati Hari Jadi ke-667
Muhadi menjelaskan bahwa perjuangan untuk dua hal ini sudah dilakukan sejak lama. Perjuangan ini disampaikan lewat berbagai forum resmi, termasuk Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), dirinya selalu berupaya agar aspirasi tersebut bisa diakomodasi dalam kebijakan daerah.
Menurut Muhadi, Bosda sangat penting untuk mendukung kelancaran operasional sekolah. Sementara itu, kepastian status GTT dan PTT juga tidak kalah penting agar para guru honorer dapat bekerja dengan tenang.
Menanggapi aspirasi tersebut, Ketua DPRD Tulungagung, Marsono, menyatakan pihaknya akan mempertimbangkan dengan matang. Ia menegaskan bahwa pihak legislatif tidak serta-merta menyetujui atau menolak permintaan tersebut. Marsono memastikan diskusi lanjutan akan dilakukan dengan melihat kondisi anggaran daerah.
"Selama anggarannya memungkinkan dan sejalan dengan prinsip pemerataan, kemaslahatan, serta pembangunan berkelanjutan, tentu bisa dibahas lebih lanjut,” ujar Marsono menanggapi permintaan Muhadi.
Konferensi PGRI kali ini tidak hanya dihadiri oleh para guru anggota PGRI, tetapi juga sejumlah tamu undangan penting. Beberapa di antaranya adalah Sekretaris PGRI Jawa Timur, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Tulungagung-Trenggalek, serta perwakilan dari Kodim 0807 Tulungagung.