JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten Ngawi menggelar Jamasan Pusaka dalam rangkaian Hari Jadi ke-667 Kabupaten Ngawi. Acara berlangsung khidmat di Pendopo Wedya Graha Ngawi, Kamis (3/6/2025) sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai sejarah dan kearifan lokal.
Empat pusaka menjadi simbol kekayaan budaya Ngawi yang dijamas secara rutin dan penuh doa. Tradisi jamasan ini dipercaya mampu menjaga keamanan, keberkahan dan memperkuat hubungan spiritual antara masyarakat dan pusaka.
Baca Juga : Kalender Event Jawa Timur Juli 2025: Festival Budaya, Kuliner hingga Adventure, Lengkap di Sini
Dalam prosesi Jamasan Pusaka ini terdapat empat pusaka yakni tombak Kyai Singkir dan Kyai Songgo Langit serta dua payung pusaka yakni payung Tunggul Wulung serta Tunggul Warono.
Prosesi tersebut diawali dengan mundhut dan lolos pusoko Kyai Singkir dan Songsong Tunggul Wulung, Kyai Songgo Langit serta Songsong Tunggul Warono oleh Parogo yang selanjutnya diserahkan kepada Pangasto Pusoko.
Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono mengatakan bahwa Jamasan Pusaka pada tahun ini dilaksanakan sesuai dengan tradisi yang sudah turun temurun.
" Sedangkan untuk kegiatan yang lebih meriah kita alihkan pada acara untuk warga Ngawi seperti gathering Corolla, festival Wirotani, billiard dan kicau burung," ungkap Bupati Ony.
Tema pada peringatan hari jadi kabupaten ngawi ke-667 ini berkaitan dengan ketahanan pangan, swasembada dan kedaulatan pangan. hal tersebut merajuk pada visi-misi bupati mengenai perencanaan jilid kedua dan RPJMD 2025-2029.
"Memaknai hari jadi ngawi ke-667 lebih ke bagaimana kita berkomitmen mewujudkan kabupaten ngawi ini menjadi swasebada pangan menuju kedaulatan pangan lewat kerjasama gotong royong," imbuhnya.
Dengan adanya acara ini, diharapkan masyarakat semakin mencintai dan menjaga kekayaan budaya lokal, serta terus menanamkan rasa bangga terhadap sejarah panjang Kabupaten Ngawi. Peringati Hari Jadi Kabupaten Ngawi ke-667,
Pemerintah Kabupaten Ngawi menggelar Jamasan Pusaka dalam rangkaian Hari Jadi ke-667 Kabupaten Ngawi. Acara berlangsung khidmat di Pendopo Wedya Graha Ngawi, Kamis (3/6/2025) sebagai bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai sejarah dan kearifan lokal.
Empat pusaka menjadi simbol kekayaan budaya Ngawi yang dijamas secara rutin dan penuh doa. Tradisi jamasan ini dipercaya mampu menjaga keamanan, keberkahan dan memperkuat hubungan spiritual antara masyarakat dan pusaka.
Dalam prosesi Jamasan Pusaka ini terdapat empat pusaka yakni tombak Kyai Singkir dan Kyai Songgo Langit serta dua payung pusaka yakni payung Tunggul Wulung serta Tunggul Warono.
Baca Juga : Kapal Tenggelam di Selat Bali, Ini Dugaan Penyebabnya
Prosesi tersebut diawali dengan mundhut dan lolos pusoko Kyai Singkir dan Songsong Tunggul Wulung, Kyai Songgo Langit serta Songsong Tunggul Warono oleh Parogo yang selanjutnya diserahkan kepada Pangasto Pusoko.
Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono mengatakan bahwa Jamasan Pusaka pada tahun ini dilaksanakan sesuai dengan tradisi yang sudah turun temurun.
" Sedangkan untuk kegiatan yang lebih meriah kita alihkan pada acara untuk warga Ngawi seperti gathering Corolla, festival Wirotani, billiard dan kicau burung," ungkap Bupati Ony.
Tema pada peringatan hari jadi kabupaten ngawi ke-667 ini berkaitan dengan ketahanan pangan, swasembada dan kedaulatan pangan. hal tersebut merajuk pada visi-misi bupati mengenai perencanaan jilid kedua dan RPJMD 2025-2029.
"Memaknai hari jadi ngawi ke-667 lebih ke bagaimana kita berkomitmen mewujudkan kabupaten ngawi ini menjadi swasebada pangan menuju kedaulatan pangan lewat kerjasama gotong royong," imbuhnya.
Dengan adanya acara ini, diharapkan masyarakat semakin mencintai dan menjaga kekayaan budaya lokal, serta terus menanamkan rasa bangga terhadap sejarah panjang Kabupaten Ngawi.
