JATIMTIMES – Tiga mahasiswa Universitas Islam Malang (Unisma) sukses mengharumkan nama daerah masing-masing dalam ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX tahun 2025. Tak hanya berkompetisi, mereka juga membawa pulang medali emas hingga perak, hingga sejarah pribadi yang membanggakan.
Adalah M. Ali Khan Ridlo dan Muhammad Mahir Qushoyyi, dua mahasiswa dari Fakultas Teknik yang bertarung untuk Kota Malang, serta Dicka Yoga Pratama dari Fakultas Pertanian yang memperkuat kontingen Kabupaten Malang. Ketiganya pulang dengan medali dan kisah perjuangan yang tidak biasa.
Baca Juga : Satpolairud Polres Situbondo Patroli Perairan Pasca Tragedi KMP Tunu Jaya Pratama
Ali Khan Ridlo tampil gemilang di cabang olahraga angkat besi kelas 88 kilogram putra. Ia menyabet dua medali emas dan satu medali perak. Perjuangannya tak sebentar selama setahun terakhir, Ali menjalani latihan intensif, bahkan meningkatkan intensitas menjadi dua kali sehari menjelang Porprov.
“Latihan pagi mulai jam lima sampai setengah delapan, lalu kuliah. Sore lanjut lagi dari jam setengah empat sampai habis Maghrib. Jadi harus benar-benar bisa bagi waktu,” ujar Ali yang mulai menekuni angkat besi sejak 2019 dan mulai menorehkan prestasi sejak Porprov 2022.
Muhammad Mahir Qushoyyi, mahasiswa Teknik Elektro, mencetak sejarah di cabang Hapkido, bela diri asal Korea Selatan yang baru pertama kali dipertandingkan di Porprov. Mahir turun di kelas Daeriyun under 78 kilogram dan menyabet medali emas.
Meski bukan dari jalur beasiswa, Mahir menunjukkan dedikasi luar biasa. Ia sebelumnya berakar di pencak silat, namun beralih ke Hapkido setahun terakhir. “Latihan kami itu empat kali seminggu di awal, tapi tiga bulan terakhir jadi dua kali sehari. Minggu hanya istirahat,” katanya.
Kepercayaan diri Mahir dibangun dari latihan yang keras dan keyakinan dari pelatihnya. “Kami yakin menang karena latihan kami lebih berat dari tim lain,” ujarnya dengan senyum bangga.
Dicka Yoga Pratama, mahasiswa Agribisnis Unisma, menyumbangkan medali perak untuk Kabupaten Malang di cabang hoki outdoor putra. Ia mengenal olahraga ini sejak SMK, lewat kegiatan sekolah di Karangploso. Dari sana, semangatnya terus tumbuh hingga membela kabupaten di level provinsi.
“Awalnya ikut antar sekolah. Lalu pelatih saya mendorong saya naik level, dan akhirnya masuk tim kabupaten,” cerita Dicka. Ia telah dua kali berlaga di Porprov, sebelumnya meraih emas pada 2021 di Mojokerto.
Kenangan paling berkesan baginya adalah saat terkena stik lawan saat pertandingan di Surabaya. “Sampai sekarang masih ada bekasnya. Waktu itu orang tua sempat melarang ikut lagi, tapi saya tetap lanjut,” katanya.
Rektor Unisma Prof Drs H Junaidi Mistar PhD., menegaskan bahwa prestasi para mahasiswa ini tidak muncul secara instan. Sejak awal, kampus menerapkan sistem beasiswa prestasi yang selektif. Mahasiswa yang memiliki rekam jejak juara seperti Ali langsung mendapat pembebasan penuh biaya SPP dan DPP selama masa studi.
Baca Juga : Kalender Event Jawa Timur Juli 2025: Festival Budaya, Kuliner hingga Adventure, Lengkap di Sini
Prestasi gemilangnya ini membawanya masuk Unisma lewat jalur beasiswa prestasi olahraga. “Ali adalah contoh mahasiswa berprestasi yang sejak awal kita deteksi potensinya dan kita beri beasiswa penuh,” ungkap Rektor Unisma, Kamis, (16/3/2025).
“Tapi ini bukan beasiswa tanpa arah. Mereka kita bina, kita pantau. Melalui UKM dan kerja sama dengan KONI daerah, kami bantu mencarikan peluang-peluang kejuaraan,” jelas Prof Junaidi. Jika tidak berhasil, kampus tidak langsung menjatuhkan sanksi, tapi mengevaluasi dan mendampingi.
Tak hanya itu, Unisma juga membuka peluang bagi siswa SMA yang berprestasi dalam ajang Porprov. Mereka dijanjikan beasiswa masuk Unisma, sebagaimana yang diterima Ali.
“Kami punya dua jalur beasiswa prestasi: seleksi internal kampus dan kerja sama eksternal. Kalo yang dari internal total sekitar 40 kuota, tersebar di berbagai bidang, olahraga, seni, keagamaan, bahkan puisi,” ungkapnya.
Capaian ketiga mahasiswa ini menjadi cerminan strategi pembinaan berkelanjutan yang diterapkan Unisma. Dengan pola seleksi yang tepat, beasiswa yang tepat sasaran, serta pembinaan yang konsisten, kampus ini mendorong lahirnya atlet berprestasi sekaligus mahasiswa yang tetap unggul secara akademik.
“Kami sangat bangga. Ini adalah buah dari komitmen bersama antara kampus, mahasiswa, dan mitra eksternal seperti KONI. Semoga ke depan makin banyak prestasi yang ditorehkan,” tutup Prof Junaidi.