JATIMTIMES - Direktur Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza, Dr Marwan Al-Sultan, telah meninggal bersama keluarganya setelah apartemen tempat mereka tinggal diserang pasukan Israel pada Rabu (2/7/2025).
Atas serangan yang mematikan tersebut, Kementerian Luar Negeri melalui akun X resminya @Kemlu_RI mengutuk tindakan Israel tersebut.
Baca Juga : Raihan Sementara Cabor Balap Sepeda Porprov Jatim: Kabupaten Malang Raih 3 Medali
"Indonesia turut berduka atas wafatnya dr. Marwan Al Sultan, Direktur RS Indonesia di Gaza, beserta keluarganya pada tanggal 2 Juli 2025 dan mengutuk serangan Israel tersebut," tulis Kemenlu RI, dikutip Kamis (3/7/2025).
Selain itu, pemerintah Indonesia juga mengapresiasi jasa dan perjuangan dokter Marwan untuk kemanusiaan dan perdamaian Palestina.
"Indonesia kembali menyerukan dihentikannya kekejaman Israel dan dilakukannya gencatan senjata segera di Palestina," tulis Kemenlu RI.
Selain dr. Marwan, anggota keluarga lainnya termasuk istri dan anaknya juga ikut menjadi korban serangan Israel tersebut.
Sosok Marwan Al Sultan
Dr Marwan Al Sultan bukan sekadar tenaga medis. Ia adalah seorang spesialis jantung yang sejak 2016 memimpin RS Indonesia, salah satu fasilitas kesehatan terbesar di Gaza utara.
Dalam kondisi serba terbatas, ia tetap teguh menjalankan tugas kemanusiaan, memberikan pelayanan medis kepada ribuan warga Palestina yang terdampak konflik.
Selama bertahun-tahun, dr Marwan menjalin kerja sama dengan berbagai tim kemanusiaan internasional, termasuk dari Inggris, Prancis, Belanda, Belgia, Spanyol, Kanada, dan Maroko.
Ia dikenal sebagai pemimpin yang berdedikasi, yang tetap bertahan di RS Indonesia meski berkali-kali diancam serangan dan blokade Israel.
Baca Juga : KMP Tunu Pratama Jaya Tenggelam di Selat Bali, Ini Penjelasan PT ASDP
Dr Marwan Al Sultan juga dikenal sebagai suara yang lantang menyuarakan perlindungan bagi tenaga medis di Gaza.
Ia berulang kali menyerukan kepada komunitas internasional untuk menjamin keselamatan fasilitas kesehatan yang kerap menjadi sasaran serangan.
Pada Desember 2024, RS Indonesia dikepung militer Israel, memaksa seluruh pasien dan staf medis dievakuasi. Namun setelah gencatan senjata Januari 2025, dr Marwan kembali untuk memulihkan layanan rumah sakit, bekerja sama erat dengan tim EMT MER-C Indonesia.
Menurut organisasi Healthcare Workers Watch, dr Marwan adalah tenaga medis ke-70 yang tewas dalam 50 hari terakhir akibat serangan Israel. Ia juga merupakan salah satu dari hanya dua dokter spesialis jantung yang masih bertugas di Jalur Gaza sebelum gugur.
Rekan sejawatnya, dr Mohammed Abu Selmia dari RS Al-Shifa, menyebut kepergian dr Marwan sebagai kehilangan besar bagi dunia medis. "Beliau adalah salah satu dari dua ahli jantung terakhir di Gaza. Ribuan pasien akan sangat terdampak," ujarnya, dikutip dari Al Jazeera.
Dr Marwan Al Sultan telah menjadi simbol ketangguhan tenaga medis Palestina. Keberanian dan dedikasinya dalam memimpin RS Indonesia di tengah krisis kemanusiaan menjadikan dirinya panutan bagi banyak tenaga kesehatan dunia.
Kematian Marwan ini dinilai sebagai kerugian besar bagi dunia medis Gaza, terutama di tengah krisis kemanusiaan yang belum menunjukkan tanda mereda sejak 7 Oktober 2023.