JATIMTIMES - Proyek perbaikan drainase disebut menjadi salah satu jalan menuntaskan masalah banjir di Kota Malang. Hal itu akan dilakukan bertahap untuk menuju 2028 Kota Malang bebas banjir.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengatakan dasar perbaikan drainase ada pada masterplan drainase. Ia mencontohkan di Sawojajar, Kecamatan Kedungkandang yang saat ini genangan airnya telah berkurang. Dimana yang semula 80 hingga 100 sentimeter, saat ini telah berkurang.
“Tapi memang dengan masterplan drainase itu kami tidak mungkin menangani semua secara bersamaan. Bertahap untuk menuju 2028 Kota Malang bebas banjir. Tapi perlu ada partisipasi masyarakat untuk menjaga saluran drainase, tidak membuang sampah sembarangan,” kata Wahyu, Senin (17/3/2025).
Berdasarkan masterplan drainase, Wahyu menjelaskan semua permasalahan banjir telah dilakukan dengan dasar perencanaan induk. Masterplan drainase sendiri dibuat mulai tahun 2022 dan diaktifkan sejak Wahyu menjabat sebagai Pj Wali Kota Malang.
“Karena semua kegiatan termasuk penyelesaian banjir ini perlu adanya perencanaan. Pun juga bozem ini sudah masuk masterplan drainase, jadi sudah kami antisipasi kalau meluap berarti akan terjadi banjir di Kota Malang,” beber Wahyu.
Saat ini, yang menjadi fokus utama Pemkot Malang yakni jaringan drainase yang telah ada. Nantinya, akan ada perhitungan ulang dengan intensitas hujan selama satu tahun.
“Kami ambil rata-rata baru akan kami buat konstruksinya. Nah apabila dalam rata-rata setahun itu ada intensitas hujan tinggi, maka kita tidak bisa apa-apa. Kami tidak mungkin membuat (bozem) sebesar-besarnya, karena jika nanti intensitas hujan dalam setahun itu rendah maka akan mubazir. Maka kami ambil rata-rata. Kalau intensitas hujan di atas rata-rata, maka akan terjadi banjir,” ungkap Wahyu.
Baca Juga : DLH Kota Malang Berharap Proyek Drainase Tidak Korbankan Banyak Pohon
Permasalahan lain akibat air meluap yakni adanya bangunan yang menyalahi aturan. Wahyu mengaku akan melakukan pendekatan kepada pemilik bangunan, terutama yang ada di sepadan jalan atau di atas drainase.
“Jadi dengan ini harapannya agar pemilik bangunan yang memang letaknya ada di sempadan jalan dan di atas drainase, biar sudah siap kalau ada pembangunan proyek drainase dari provinsi nanti. Karena kami kan menghindari (penebangan) pohon yang terlalu banyak. Maka kami akan menyesuaikan dengan membongkar beberapa bangunan yang ada di sempadan jalan,” ungkap Wahyu.