free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pemerintahan

Dinsos Jatim Dampingi Penyintas Bom Bali 1 yang Viral Lantaran Ingin Suntik Mati

Penulis : Muhammad Choirul Anwar - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Tim Dinsos Jatim menemui Chusnul Chotimah, penyintas Bom Bali 1.

JATIMTIMES - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) melalui Dinas Sosial (Dinsos) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Haji turun tangan membantu Chusnul Chotimah, penyintas Bom Bali 1. Chusnul Chotimah menjadi sorotan setelah curhatannya mengenai tekanan hidup dan niat suntik mati viral di media sosial. 

Chusnul mengalami berbagai kesulitan, mulai dari kondisi kesehatan yang belum pulih hingga perjuangan mengobati anaknya yang mengidap penyakit langka. Hingga saat ini, Chusnul masih menanggung luka serpihan kaca yang berada di dada dan telapak kaki kanannya yang belum sembuh serta perlu menjalani kontrol ke dokter.

Baca Juga : Lumbung Pangan EPIK Mobile Diharap Mampu Kendalikan Harga Sembako di Jatim 

 

Selain itu, perempuan yang bekerja sebagai pedagang toko kelontong ini juga harus berjuang merawat anaknya, Muwafaq Faruq Muntaha, yang menderita penyakit Von Willebrand dengan biaya pengobatan yang sangat tinggi. Penyakit tersebut membuat sang putra harus menderita seumur hidup karena darahnya sulit membeku saat terjadi pendarahan.

Menanggapi hal itu, Dinsos Jatim bersama RSUD Haji langsung bertindak. Kamis, 13 Maret 2025 lalu, pendampingan dilakukan bersama Sekretaris Dinsos Jatim Yusmanu SST, Wakil Direktur RSUD Haji, Koordinator Tim Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Jatim, dan dua Staf Ahli dari Wakil Presiden RI.

Mereka memberikan atensi serta perhatian khusus kepada Chusnul dan anaknya. Selain itu Dinsos Jatim melalui sekretarisnya dan Staf Ahli dari Wakil Presiden RI juga memberikan bantuan uang tunai yang diserahkan langsung kepada Chusnul.

Pendekatan dan penjangkauan intensif dilakukan untuk memberikan solusi nyata. Termasuk memastikan anak Chusnul mendapatkan suntikan Koate Antihemophilic Factor VIII yang sangat dibutuhkan.

Pada Jumat, 14 Maret 2025, langkah medis pertama dilakukan untuk menyelamatkan kesehatan sang anak di RSUD Haji. Bahkan RSUD Haji menegaskan bahwa pihaknya sanggup untuk mengcover pelayanan dan pengobatan anak Chusnul.

Kepala Dinsos Jatim Restu Novi Widiani menegaskan, pemerintah hadir untuk melindungi warganya yang sedang mengalami kesulitan. "Kami bersama RSUD Haji bergerak cepat memastikan Bu Chusnul dan anaknya mendapatkan bantuan yang layak, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi. Ini adalah bentuk kehadiran pemerintah untuk melindungi warganya di saat mereka menghadapi kesulitan," ujarnya, Senin (17/3/2025).

Baca Juga : Patih Sasranegara: Arsitek Kebijakan dan Reformasi Birokrasi Keraton Surakarta di Abad ke-19 

 

Tak hanya bantuan medis dari RSUD Haji saja, bantuan sosial turut disalurkan oleh Dinsos Jatim berupa paket sembako serta dana usaha senilai Rp 3 juta yang dijadwalkan cair pada April atau Mei 2025, mengingat Chusnul merupakan calon penerima manfaat Putri Jawara Dinsos Jatim tahun 2025. Pendampingan psikologis pun juga diberikan guna membantu Chusnul bangkit dari keterpurukan dan lebih mandiri dalam menghadapi kehidupannya.

"Selain bantuan medis dan sosial, kami juga memberikan pendampingan psikologis agar Bu Chusnul dapat bangkit dan lebih mandiri. Harapan kami, upaya ini bisa menjadi solusi jangka panjang bagi kesejahteraan mereka," tambah Novi.

Pemprov Jatim menegaskan pihaknya akan terus mengawal kasus tersebut, memastikan perawatan terbaik bagi Muwafaq, serta membuka peluang bantuan tambahan dari berbagai pihak, termasuk Staf Ahli Wakil Presiden, guna mendukung biaya pengobatan yang diperlukan. Terlebih memastikan juga bantuan sosial yang diberikan mampu jadi solusi untuk pemberdayaan keluarganya.

Sebagai informasi, sebelumnya Dinsos Jatim melalui Bidang Penanganan Bencana sudah pernah mendampingi Chusnul terkait pengobatan anaknya. Pada 16 Januari 2025, Chusnul bertemu dengan dokter di RSUD Haji. Namun, saat itu dia mendapatkan rujukan pemeriksaan laboratorium ke RSUD dr. Soetomo. Hasilnya pun masih menunjukkan bahwa anaknya masih menderita kelainan Von Willebrand.