JATIMTIMES - Masalah sampah masih menjadi pekerjaan rumah di Kota Batu. Upaya pemilahan dari produksi rumah tangga mulai dilakukan sejumlah desa dan kelurahan. Salah satunya di Kelurahan Ngaglik Kecamatan Batu.
Minggu (16/3/2025) kemarin, Wakil Wali Kota Batu Heli Suyanto didampingi Camat Batu, Sasongko, dan Lurah Ngaglik, melaksanakan kunjungan sekaligus meresmikan Bank Sampah Azalea di RW. 14 Kelurahan Ngaglik. Pihaknya juga memberikan bantuan timbangan digital untuk melengkapi sarana yang dibutuhkan.
Baca Juga : Baru Menghirup Udara Segar, Spesialis Pembobol Rumah Kosong di 5 Lokasi Kembali Diamankan Polisi
Ketua RW 14 Fatoni membenarkan hal tersebut. Bank Sampah Azalea didirikan untuk mendukung gerakan lingkungan yang lebih baik. Salah satunya gerakan memilah sampah sejak di tingkatan rumah tangga.
"Alhamdulillah sudah terbentuk bank sampah untuk mendukung pemilahan. Ini ditandai dengan penandatanganan pakta integritas kesepakatan warga untuk memilah sampah dari rumah," ujar Fatoni.
Dirinya juga menyampaikan ucapan terimakasih atas kesediaan Wawali berkunjung ke lingkungannya untuk meresmikan bank sampah. Pihaknya berharap, dukungan pemerintah kota juga diberikan secara maksimal kedepannya dengan fasilitas Tempat Pengolahan Sampah Reduce Reuse Recycle (TPS3R) yang memadai di setiap desa, tak terkecuali Kelurahan Ngaglik.
"Kami berharap pemerintah juga bisa memberikan fasilitas TPS3R di Kelurahan Ngaglik," tambahnya.
Wakil Wali Kota Batu Heli Suyanto mengapresiasi pembentukan Bank Sampah Azalea RW 14 Kelurahan Ngaglik. Ia menginginkan agar Ngaglik bisa menjadi contoh masyarakat yang lain untuk sadar pemilahan sampah.
"Tentunya kami berharap langkah-langkah pembentukan Bank Sampah ini bisa diikuti di lingkungan lainnya yang ada di Kota Batu untuk bersama-sama membuat sampah menjadi berkah sekaligus memberikan edukasi untuk memilah sampah dari rumah," katanya.
Baca Juga : Pimpin Normalisasi, Wali Kota Wahyu Kaget Banyak Sampah Menumpuk di Drainase Suhat
Sebagaimana diberitakan JatimTIMES, hingga saat ini TPS3R belum terealisasi di semua desa dan kelurahan di Kota Batu. Hal ini sempat jadi sorotan DPRD. Mengingat, masih ada TPS3R yang belum aktif, padahal kucuran dana untuk masing-masing desa sudah disiapkan.
Dengan masalah sampah yang tak tertangani dengan baik, ditakutkan akan berdampak pada ketidaknyamanan Kota Batu sebagai jujugan wisatawan. DRPD meminta agar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Batu serius mendampingi desa dan kelurahan untuk merealisasikan TPS3R dengan pengelolaan yang maksimal.
Data Bidang Persampahan dan Pengolahan Limbah B3 DLH Kota Batu mencatat, dari 24 desa dan kelurahan di Kota Batu, baru 14 desa yang memiliki TPS3R. Sedangkan sisanya belum terealisasi. Sedangkan dari 14 desa yang sudah ada TPS3R, ada 13 yang aktif.