free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Waspada! Ini Cara Aman Lindungi Data dan Keuangan dari Kejahatan Siber

Penulis : Binti Nikmatur - Editor : Dede Nana

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Ilustrasi kejahatan siber. (Foto: Shutteratock)

JATIMTIMES - Di era digital yang semakin berkembang, kejahatan siber terus mengintai dan mengancam keamanan data serta keuangan masyarakat. Para pelaku penipuan semakin canggih dalam menjalankan aksinya, mulai dari pencurian data pribadi, pembobolan rekening, hingga serangan phishing yang menyamar sebagai lembaga resmi. 

Jika tidak berhati-hati, korban bisa kehilangan akses ke akun penting hingga mengalami kerugian finansial yang besar. Oleh karena itu, penting bagi setiap pengguna layanan digital untuk memahami cara melindungi data pribadi serta keamanan keuangan dari berbagai modus kejahatan siber. 

Tips Aman Cegah Pembobolan M-Banking

Saat ini, M-Banking telah berkembang menjadi aplikasi serbaguna yang bukan hanya digunakan untuk transaksi keuangan, tetapi juga investasi, pembayaran tagihan, dan berbagai layanan finansial lainnya. Namun, semakin luas penggunaannya, semakin besar pula risiko kejahatan digital yang menyertainya. 

Untuk membantu Anda tetap aman, berikut ini adalah berbagai langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah pembobolan M-Banking, sebagaimana dilansir dari laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Minggu (16/3/2025): 

Langkah-Langkah Menghindari Kejahatan Digital Banking
• Jangan Berbagi PIN atau Kode Akses
Jangan pernah memberikan Personal Identification Number (PIN) atau kode akses M-Banking Anda kepada siapa pun, termasuk pihak yang mengaku sebagai petugas bank. 

• Simpan Kode Akses dengan Aman
Hindari mencatat PIN atau nomor akses di tempat yang mudah ditemukan oleh orang lain, seperti di ponsel atau catatan terbuka. 

• Periksa Transaksi Sebelum Konfirmasi
Selalu pastikan Anda memeriksa detail transaksi dengan cermat sebelum menekan tombol konfirmasi. Kesalahan sekecil apa pun bisa dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan. 

• Tunggu Konfirmasi Transaksi
Setelah melakukan transaksi, tunggu beberapa saat hingga Anda menerima balasan atau notifikasi dari bank. Jangan tergesa-gesa menutup aplikasi sebelum mendapat konfirmasi. 

• Cek Notifikasi dengan Teliti
Setiap transaksi akan menghasilkan notifikasi melalui SMS atau email. Periksa isi notifikasi tersebut dengan seksama dan segera laporkan ke bank jika ada transaksi mencurigakan. 

• Segera Ganti PIN Jika Dicurigai Bocor
Jika Anda merasa PIN atau kode akses diketahui orang lain, segera lakukan penggantian agar keamanan akun tetap terjaga. 

• Laporkan Kehilangan SIM Card
Jika kartu SIM GSM Anda hilang, dicuri, atau berpindah tangan, segera laporkan ke bank dan operator seluler untuk menghindari penyalahgunaan. 

• Waspada terhadap Aplikasi Berbahaya
Jangan mengunduh atau menginstal aplikasi yang tidak resmi atau mencurigakan, karena bisa saja mengandung malware yang dapat mencuri data pribadi Anda. 

• Hindari Transaksi di Jaringan Publik
Jangan melakukan transaksi M-Banking di tempat umum seperti warnet atau WiFi gratis, karena data Anda berisiko dicuri oleh pihak lain dalam jaringan yang sama. 

• Selalu Logout Setelah Bertransaksi
Pastikan Anda selalu keluar (logout) dari aplikasi M-Banking setelah selesai melakukan transaksi untuk mencegah akses oleh pihak yang tidak berwenang. 

• Hapus Data Sebelum Ganti Ponsel
Jika Anda berganti ponsel, pastikan semua data perbankan telah dihapus agar tidak dapat diakses oleh orang lain yang menggunakan perangkat tersebut. 

Waspada Link Palsu di WhatsApp dan SMS
Modus penipuan terbaru yang tengah marak adalah penggunaan tautan (link) palsu yang dikirim melalui SMS atau WhatsApp. Para pelaku menggunakan teknik yang dikenal sebagai Fake BTS, di mana mereka mencegat sinyal operator dan mengirimkan SMS palsu menggunakan nomor resmi bank. 

Menurut pengamat keamanan siber, Alfons Tanujaya dari Vaksinkom, serangan ini memungkinkan pelaku memanipulasi SMS One Time Password (OTP) sebelum diterima oleh korban. “Jadi yang celakanya begini, penipunya bisa memasukkan nomor sender yang sama dengan nomor bank. Hal ini dimungkinkan karena adanya kelemahan pada SS7, sistem signaling operator,” jelas Alfons dalam unggahannya di Instagram, Minggu (16/3/2025). 

Selain menyadap pesan, serangan ini juga dapat digunakan untuk man-in-the-middle attack, di mana pelaku bisa mengedit dan mengirim pesan yang telah dimanipulasi ke korban. Biasanya, SMS yang dikirim berisi link menuju situs phishing yang tampak seperti situs resmi bank. 

“Dia akan mengirimkan SMS dari nomor yang sah, tapi dipalsukan. Kemudian mengarahkan korban ke situs phishing yang tampak identik dengan situs resmi bank, dengan tujuan menjebak korban agar memasukkan kredensial mereka,” tambah Alfons. 

Untuk menghindari jebakan ini, jangan pernah mengklik link yang diterima melalui WhatsApp atau SMS, meskipun terlihat dikirim dari bank resmi. “Jangan klik link apa pun. Lebih baik ketik sendiri alamat situs bank di browser,” tegas Alfons. 

Jika menemukan link yang mencurigakan, pengguna dapat menyalin alamat tersembunyi dengan menyentuh dan menahan link hingga muncul opsi “salin tautan” atau “copy link”, lalu menempelkannya ke browser untuk melihat tujuan sebenarnya. 

Kenali Modus Penipuan Vishing Melalui Telepon
Selain phishing berbasis SMS dan email, kejahatan siber juga marak dilakukan melalui panggilan telepon, yang dikenal sebagai vishing (voice phishing). Modus ini bertujuan untuk mengelabui korban agar memberikan informasi pribadi yang nantinya digunakan untuk membajak akun M-Banking. 

Berikut adalah ciri-ciri telepon penipuan yang harus diwaspadai:
• Mengaku dari Pemerintah atau Perusahaan Besar
Penipu sering mengklaim sebagai perwakilan dari lembaga resmi seperti bank, perusahaan teknologi, atau bahkan instansi pemerintah untuk menakut-nakuti korban. 

• Menawarkan Hadiah atau Kesepakatan Menarik
Jika Anda menerima telepon yang menyatakan Anda memenangkan hadiah, padahal tidak pernah ikut undian, kemungkinan besar itu adalah penipuan. 

• Tidak Menyebut Nama Anda
Penelepon yang sah biasanya mengetahui nama lengkap Anda, sedangkan penipu sering menggunakan sapaan umum seperti “Bapak/Ibu”. 

• Mengklaim Anda Memiliki Utang yang Harus Segera Dibayar
Salah satu modus klasik adalah menakut-nakuti korban dengan ancaman utang yang belum dilunasi, disertai ancaman denda atau penjara. 

• Meminta Data Sensitif
Jangan pernah memberikan informasi seperti nomor KTP, nomor kartu kredit, atau PIN kepada penelepon yang tidak dikenal. 

• Mengklaim Perangkat Anda Terinfeksi Virus
Jika ada yang menghubungi Anda dan mengatakan perangkat Anda terkena virus, lalu meminta Anda menginstal aplikasi tertentu, segera tutup telepon. 

• Ada Jeda Sebelum Penelepon Berbicara
Jika Anda mengangkat telepon dan mendengar jeda beberapa detik sebelum seseorang berbicara, kemungkinan besar itu adalah panggilan otomatis dari scammer. 

Cara Menghindari Telepon Penipuan
Sebelum menjadi korban, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk melindungi diri dari panggilan scam:
• Jangan Angkat Nomor Tidak Dikenal
Jika menerima panggilan dari nomor asing, sebaiknya diabaikan atau langsung ditutup. 

• Gunakan Aplikasi Pemblokir Spam
Banyak ponsel kini memiliki fitur untuk mendeteksi dan memblokir nomor yang dicurigai sebagai spam atau penipuan. 

• Verifikasi Informasi Secara Mandiri
Jika seseorang mengaku dari bank atau perusahaan, hubungi langsung nomor resmi mereka untuk memastikan kebenarannya. 

• Jangan Memberikan Data Pribadi
Informasi seperti PIN, nomor kartu, atau kredensial perbankan tidak boleh diberikan melalui telepon, email, atau SMS. 

• Jangan Panik dan Jangan Terburu-buru
Penipu sering menggunakan taktik menekan korban agar segera mengambil keputusan. Selalu tenang dan pikirkan dengan cermat sebelum bertindak. 

Dengan meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda bisa mengamankan akun M-Banking dan menghindari ancaman kejahatan siber yang semakin canggih. Semoga informasi ini bermanfaat.