JATIMTIMES - Mbok Yem, sosok legendaris yang dikenal di kalangan para pendaki Gunung Lawu, saat ini tengah menjalani perawatan di RSU Aisyiyah Ponorogo. Wanita berusia 82 tahun yang selama ini menjaga warung tertinggi di Pulau Jawa itu harus turun gunung lebih awal dari biasanya akibat kondisi kesehatannya yang menurun.
Sejak Selasa (4/3/2025), Mbok Yem mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Berdasarkan hasil pemeriksaan tim medis, ia mengalami pneumonia, yakni peradangan akut pada paru-paru yang menyebabkan sesak napas.
Baca Juga : Berkah Ramadan, 2.500 Abang Becak di Jombang Terima Zakat Keluarga Bupati
Selain itu, dokter juga menemukan adanya pembengkakan di sekujur tubuhnya serta gangguan metabolisme yang semakin memperparah kondisinya.
"Diagnosa awalnya sesak napas, kondisinya lemah. Setelah diperiksa lebih lanjut, ternyata ada infeksi di paru-parunya, pembengkakan di seluruh tubuh, serta gangguan metabolisme yang menyebabkan sesak," ujar dr. Muh Arbain, Humas RSU Aisyiyah Ponorogo, dikutip Kompascom, Sabtu (15/3/2025).
Untuk menangani kondisi Mbok Yem, pihak rumah sakit menurunkan tiga dokter spesialis, yakni spesialis paru, spesialis penyakit dalam, dan spesialis jantung. Sejak dirawat, kondisinya menunjukkan tanda-tanda perbaikan, meski masih naik turun.
"Sakitnya cukup kompleks. Saat ini tensinya sudah lebih stabil, meski sempat turun di angka 90 mmHg dan naik ke 110 mmHg," tambahnya.
Sebagai figur yang dihormati para pendaki, kabar Mbok Yem dirawat di rumah sakit membuat banyak orang datang menjenguk. Setiap harinya, puluhan pendaki yang pernah singgah di warungnya datang memberikan dukungan dan doa agar ia lekas sembuh.
"ya allah semoga cepat sembuh mbok, pdahal habis lebaran nnti, mau naik sama tmen² mbok, pengen foto bareng sama tmen²," @Wahy***
"sehat2 mbok yem, aku masih ingin makan di warung e panjenengan," @Nurya***.
Namun, banyaknya penjenguk yang datang langsung ke rumah sakit justru menimbulkan kekhawatiran. Menurut dokter, interaksi langsung dengan Mbok Yem bisa berdampak pada kesehatannya karena ia cenderung menjawab setiap pertanyaan yang diajukan kepadanya, yang justru bisa memperburuk sesak napasnya.
"Plusnya banyak yang mendoakan, tapi minusnya, setiap ada yang bertanya, Mbok Yem pasti menjawab. Itu membuatnya lebih cepat lelah dan mengganggu pernapasannya," jelas dr. Arbain.
Oleh karena itu, pihak rumah sakit menyarankan agar para penjenguk berbicara dengan keluarga yang mendampinginya, bukan langsung dengan Mbok Yem.
"Kami menghimbau, jika ada yang ingin menjenguk, sebaiknya ngobrol dengan keluarga beliau saja agar Mbok Yem bisa beristirahat dengan cukup," pesan dr. Arbain.