JATIMTIMES - Gelandangan dan pengemis (Gepeng) kerap menjadi masalah yang meresahkan masyarakat di sejumlah daerah. Terlebih saat momen Ramadan menjelang hari raya Idulfitri. Dinas Sosial (Dinsos) Kota Batu mencatat jumlahnya dari dua tahun terakhir menutun. Meski begitu, diakui masih ada Gepeng yang membandel.
Hal tersebut diungkapkan Pekerja Sosial Ahli Muda Dinsos Kota Batu Hartono. Dikatakannya, mereka yang merupakan Gepeng termasuk dikategorikan Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang ditangani penindakannya oleh Satpol-PP dan direhabilitasi oleh Dinsos.
Baca Juga : Pemkot Batu Wacanakan Shuttle Bus Wisata, Siapkan Anggaran Rp 10 Miliar
"Di Kota Baru relatif landai, ada yang memang masih membandel. Secara jumlah dua tahun terakhir tidak juga bertambah," jelas Hartono saat ditemui JatimTIMES, Jumat (14/3/2025).
Dinsos mencacat, pada tahun 2023 telah ditangani setidaknya 28 PPKS. Di antaranya gelandangan, pengemis, pekerja jalanan, dan pemerlunorlayanan kesejahteraan sosial lainnya. Termasuk orang terlantar dan ODGJ.
Sedangkan di tahun 2024, Dinsos menangani sekitar 21 PPKS dari Kota Batu, sekitar Malang Raya dan kota/kabupaten lain. Termasuk pekerja jalanan badut, manusia silver, dan orang terlantar. Angka tersebut menurun dari tahun sebelumnya.
"Lebih banyak yang luar daerah. Biasanya dilakukan penindakan oleh Satpol-PP, lalu penanganannya di Dinsos," jelasnya.
Ia mengatakan, mayoritas mereka yang tergolong PPKS adalah dari luar daerah. Dengan alasan para pelakunya mengaku memiliki masalah keuangan dan memilih di luar daerah asal agar tidak diketahui keluarga dan sanak saudaranya. Mereka mencari uang dnegan memanfaatkan belas kasihan orang lain di jalan dan dan permukiman warga.
Untuk mereka yang terjaring razia berasal dari luar kota, pihaknya melakukan upaya koordinasi dengan Dinsos daerah asal PPKS. Sedangkan PPKS yang diketahui warga Kota Batu dilakukan pembinaan dan dikembalikan ke keluarga.
Baca Juga : Polda Jatim Petakan Lima Titik Rawan Macet Saat Mudik Lebaran 2025
"Beberapa di antaranya memerlukan rehabilitasi. Beberapa langsung dipulangkan, tapi memang masih ada yang membandel," tutur Hartono.
Program pelatihan juga sempat diberikan untuk bekal keterampilan kerja. Seperti halnya pengelasan, perbengkelan, cuci kendaraan, dan banyak lainnya. Semua itu dilakukan untuk mengatasi dan mengurangi Gepeng di Kota Batu.
"Memang ada yang sudah diberikan pelatihan, tapi beberapa waktu kemudian kembali lagi (Gepeng). Perlu edukasi kesadaran masyarakat juga agar tidak memberi uang dan menyalurkan sedekah ke lembaga yang tepat," tutupnya.