JATIMTIMES – Pemerintah Kabupaten Blitar terus mengawal percepatan pembangunan Jalur Lintas Selatan (JLS). Dalam pemaparan progres proyek oleh Ketua PPK JLS 2.7 Provinsi Jawa Timur Leo Aditya Mahardika pada Rabu 13 Maret 2025, terungkap bahwa penyelesaian pembebasan lahan menjadi prioritas utama.
Leo menjelaskan, proyek strategis ini membutuhkan sinergi erat antara pemerintah daerah, Badan Pertanahan Nasional (BPN), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Ia menyebutkan ada 52 bidang tanah di Desa Tulungrejo, Kecamatan Wates, yang harus segera dibebaskan agar pembangunan tidak terhambat.
Baca Juga : Daftar Wilayah di Indonesia yang Bisa Menyaksikan Gerhana Bulan Total
"Target pembebasan lahan bisa selesai dalam kurun waktu dua hingga tiga bulan ke depan," ujarnya.
Pemkab Blitar bersama forkopimda berkomitmen menuntaskan pekerjaan ini sesuai jadwal. Pemerintah daerah juga terus menjalin komunikasi dengan pemangku kebijakan lainnya untuk memastikan kelancaran proyek.
Bupati Blitar Rijanto menegaskan bahwa proyek JLS merupakan bagian dari upaya mempercepat konektivitas wilayah selatan dan meningkatkan perekonomian daerah. Menurut dia, keberlanjutan proyek ini tak bisa ditunda.
"JLS adalah proyek strategis nasional. Kami pastikan pembebasan lahan berjalan sesuai rencana agar konstruksi tidak terganggu," kata Rijanto.
Dalam kunjungannya ke Desa Tulungrejo, Kecamatan Wates, bersama Wakil Bupati Beky Herdihansah dan perwakilan BPN, Rijanto meninjau langsung progres pembebasan lahan. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah akan melakukan pendekatan persuasif kepada pemilik lahan agar proses negosiasi berjalan lancar.
Setelah Lebaran 2025, Pemkab Blitar akan mengumpulkan para pemilik tanah untuk mencari solusi terbaik. Langkah ini diharapkan mempercepat proses administrasi dan memastikan hak-hak masyarakat tetap terjamin.
"Pendekatan yang kami lakukan adalah win-win solution. Pemilik lahan harus merasa nyaman, sementara proyek juga bisa berjalan tanpa kendala," tambahnya.
Baca Juga : Unisba Blitar Bangun Budaya Publikasi: Dorong Mahasiswa Menulis Artikel Ilmiah
Pembangunan JLS bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga harapan baru bagi perekonomian lokal. Jalur ini akan membuka akses transportasi yang lebih efisien, menghubungkan kawasan pesisir selatan dengan pusat ekonomi di Jawa Timur.
Leo Aditya Mahardika menjelaskan bahwa ketika JLS rampung, distribusi barang dan jasa akan lebih cepat, industri pariwisata akan berkembang, serta aktivitas ekonomi masyarakat setempat meningkat.
"JLS akan menjadi jalur vital bagi pertumbuhan ekonomi kawasan selatan. Potensi wisata dan sektor perdagangan akan lebih berkembang dengan akses jalan yang memadai," terangnya.
Dukungan dari masyarakat juga menjadi faktor penting dalam percepatan proyek ini. Pemkab Blitar berharap seluruh pihak dapat bekerja sama demi kepentingan bersama. Dengan penyelesaian pembebasan lahan dalam waktu tiga bulan ke depan, konstruksi jalan dapat dimulai sesuai rencana pada akhir tahun 2025.
JLS bukan hanya jalur baru, tetapi juga jalan menuju pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat bagi Blitar dan sekitarnya.