JATIMTIMES - Fenomena study tour atau rekreasi di lingkungan sekolah masih menjadi pro kontra di kalangan masyarakat. Bagaimana tidak, pihak keluarga siswa dihadapkan dengan biaya dan dan risiko yang tidaklah kecil. Bahkan tidak sedikit sekolah yang mewajibkan tanpa melihat kemampuan keluarga.
Malah tidak sedikit masyarakat yang menilai rekreasi maupun study tour di sekolah hanya dijadikan bisnis oleh oknum dan tidak ada gunanya selain untuk refreshing. Keluhan tersebut disampaikan oleh Ustad Suki saat acara serap aspirasi atau reses anggota DPRD Situbondo dari Partai Demokrat Janur Sasra Ananda.
Baca Juga : Menatap Peluang Lulus Sekolah Kedinasan 2025
"Untuk rekreasi di sekolah dihapus saja karena biayanya terlalu besar, dan risikonya juga besar. Mau SD SMP, SMA, dihapus semua itu rekreasi atau apa nyebutnya itu. Bahkan sekolah mewajibkan. Mau ikut tidak ikut tetap membayar. Ini kan memberatkan orang tua siswa. Iya kalau ada uang. Kalau tidak ada, ya harus utang. Kalau kaya enak, tapi kan rIsikonya tidak ada yang tahu," ungkap Ustad Suki, warga Dawuhan, Situbondo, itu.
Mendengar aspirasi tersebut, Jalur Sasra Ananda menjelaskan bahwa kekhawatiran orang tua terhadap sering terjadinya kecelakaan saat study tour akhirnya membuat beberapa masyarakat merasa keberatan terhadap kegiatan study tour maupun rekreasi dikarenakan biaya yang terlalu besar.
"Tadi disampaikan oleh warga bahwa ada beberapa sekolah yang mewajibkan kepada wali murid. Mau ikut atau tidak tetap bayar. Kalau tidak bayar, maka diancam nilai tidak akan keluar," ungkap Janur.
Janur menyarankan akan melakukan koordinasi dengan dinas Pendidikan terkait kegiatan study tour ini. Jika memang dirasa tidak terlalu berdampak signifikan terhadap siswa, lebih baik ditiadakan saja.
"Jika memang kegiatan study tour atau rekreasi ini berhubungan dengan kurikulum yang berpengaruh terhadap nilai, maka mari kita bicarakan dan kaji bersama," ungkapnya.
Baca Juga : Heboh! Klip Iclik Cinta Berlatar Perpusnas Bung Karno, GMNI Blitar Lapor Polisi
Tidak hanya itu. Legislator sekaligus ketua DPC Partai Demokrat Situbondo itu pun menambahkan, jika memang study tour itu bermanfaat untuk pendidikan siswa, harapannya bisa dilakukan di dalam atau sekitar Kabupaten Situbondo saja.
"Jangan perlu keluar kota ata yang jauh, cukup di sekitar Kabupaten Situbondo. Tujuannya kan study tour, sehingga jangan sampai biayanya membebani orang tua siswa dan juga risikonya kecil. Ini juga bisa membuat wisata di Kabupaten Situbondo bisa ramai dan perekonomian warga juga ikut meningkat," pungkasnya.