free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Pemerintahan

Jaga Ketersediaan Stok di Tengah Lonjakan Permintaan saat Ramadan, GPM Masih jadi Andalan Pemkot Malang

Penulis : Riski Wijaya - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan.(Foto: Istimewa).

JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus melakukan upaya untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pangan selama Bulan Ramadan. Terutama untuk menjaga daya beli masyarakat yang kemungkinan terdampak berkurangnya stok di pasaran akibat lonjakan permintaan. 

Salah satu instrumen yang masih menjadi andalan oleh Pemkot Malang melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) adalah dengan menggulirkan gerakan pangan murah (GPM). Program ini bertujuan untuk menstabilkan pasokan dan harga bahan pokok agar tetap terjangkau bagi masyarakat.  

Baca Juga : Di Negara Ini, Salat Subuh-Magrib-Isya Waktunya Bersamaan, Puasa Hanya 1 Jam

Terlebih program ini merupakan bagian dari program nasional yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Rencananya, GPM akan digelar sebanyak 20 kali di 5 kecamatan se Kota Malang, dengan lokasi yang berpindah-pindah. 

"Setiap kecamatan akan mendapat jatah empat kali GPM dengan lokasi yang berpindah-pindah. Hari ini, GPM digelar di tiga titik, yakni Kantor Kecamatan Lowokwaru, Kantor Pos Indonesia, dan Halaman Kantor Dispangtan Kota Malang," ujar Kepala Dispangtan Kota Malang Slamet, dikonfirmasi pada Senin (3/3/2025).  

Nantinya, ada beberapa bahan pokok yang akan dijual pada gelaran GPM. Yang tentunya akan ditawarkan dengan harga yang lebih murah dibandingkan dengan harga di pasaran. Beberapa diantaranya adalah beras, gula, minyak, tepung, telur, hingga garam.  

"Harga yang kami tawarkan lebih rendah dibandingkan harga di pasaran, dengan selisih antara Rp 1.000, 2.000, hingga Rp 5.000," kata Slamet.  

Dari gelaran yang telah dilaksanakan pada Senin (3/3/2025), ada beberapa komoditas yang ludes dalam waktu sekejap, salah satunya telur yang disediakan sebanyak 30 kg. Menurut Slamet, telur menjadi salah satu komoditas yang permintaannya mengalami lonjakan.

Baca Juga : Untuk Investasi, Direksi Bank Jatim Kompak Borong Jutaan Lembar Saham

"Persediaan yang kami bawa hari ini mungkin belum sebanding dengan kebutuhan masyarakat. Kami juga masih berupaya memprediksi jumlah pembeli agar bisa menyesuaikan stok ke depan," tutur Slamet.  

Gelaran itu pun mendapat sambutan yang cukup antusias dari masyarakat. Harga bahan pokok yang lebih terjangkau, menjadi alasan utamanya.  Salah satu warga Sri Wahyuni yang turut memanfaatkan GPM, berharap agar selisih harga bahan pokok yang dijual di GPM dapat lebih signifikan.  

"Tadi saya beli tepung 3 kg karena stok di rumah masih ada. Harga di pasar Rp 11.500 per kg, di sini Rp 11.000. Beras di luar Rp 71.500 per 5 kg, di sini Rp 71.000, beda Rp 500 saja. Telur di pasar Rp 27.000 per kg, di sini Rp 26.000, tapi cepat habis," pungkasnya.