JATIMTIMES - Pemerintah Kota (Pemkot) Batu masih menunggu petunjuk untuk pelaksanaan Program makan bergizi gratis (MBG). Di sisi lain, hitung-hitungan produksi bahan pangan yang dibutuhkan masih belum sepenuhnya mencukupi. Salah satunya kemampuan beras produksi petani lokal masih kurang untuk mendukung MBG di Kota Batu.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan-KP) telah mengkaji kebutuhan hasil panen pertanian pangan untuk dukung MBG. Hasilnya produksi pertanian lokal masih belum mampu memenuhi MBG untuk menyuplai langsung MBG di sekolah-sekolah.
Baca Juga : Renovasi Stadion Gajayana Ditarget Rampung Awal Mei untuk Persiapan Porprov
Kabid ketahanan pangan Distan-KP Kota Batu Lestari Aji menyampaikan, melihat dari kondisi pertanian di Kota Batu, untuk kebutuhan sayuran dipastikan terpenuhi dari petani lokal. Sebab, Batu menjadi salah satu penyuplai hasil panen tanaman hortikultura. Utamanya sayuran. Namun, untuk beras, produksi di Kota Batu relatif terbatas.
"Kalau sayur-mayur yang mungkin akan digunakan untuk MBG bisa disediakan kelompok tani di Kota Batu. Jadi sayur tidak khawatir, memang untuk beras yang terbatas karena kita bukan daerah penghasil," katanya saat ditemui, belum lama ini.
Untuk diketahui, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi Kota Batu setahunnya berasal dari luas panen sebesar 797,0 Hektare tahun 2023. Di mana jumlah produksi padi atau gabah kering giling (GKG) sebesar 5.287,0 ton, setara beras 3.053 ton. Berbeda dengan daerah tetangga seperti Kabupaten Malang yang memiliki luasan panen jauh lebih besar.
Kalkulasi MBG di Kota Batu sebelumnya sudah diakumulasi oleh Dinas Pendidikan. Nantinya makan siang bergizi akan menyasar 32 ribu siswa dari total 88 sekolah. Proses uji coba dilakukan pada sekitar 80 persen sekolah di Kota Batu pada bulan Desember 2024 lalu. Atau setidaknya ada 63 sekolah dengan 26 ribu siswa.
Wanita yang disapa Aji itu menyebut, pihaknya bakal berupaya mengkondisikan kebutuhan beras itu agar tercukupi. Salah satunya dengan kerja sama daerah produsen dan suplai dari Perum Bulog. Dalam hal ini mengandalkan ketersediaan stok beras di Jatim.
"Nanti tentu bekerja sama dengan Bulog di daerah seperti Karangploso (Kabupaten Malang) dan sekitarnya. Lalu suplai juga dari Bulog," kata dia.
Baca Juga : Satgas Pangan Polda Jatim Pantau Stok dan Harga Sembako di Awal Ramadan
Selain kebutuhan suplai, sambung Aji, Distan-KP juga akan mengawal keamanan pangan dalam program MBG. Makanan yang diberikan akan diuji agar aman dari bahan yang berbahaya melalui sampling.
"Termasuk di dalamnya ada pengarahan pengerjaan, pengolahan dan penyajian," tambahnya. Meski begitu, hal ini belum bisa dilakukan karena MBG di Kota Batu belum dijalankan hingga awal bulan puasa Ramadan 2025.
"Sebelumnya memang sudah uji coba MBG dan berjalan lancar. Tapi kami masih belum ada informasi lebih lanjut dari pusat melalui Badan Gizi Nasional. Jadi kita belum bisa tahu seperti apa dapur SPPG-nya (Satuan Pelayanan Program Pangan Bergizi)," imbuh Aji.