JATIMTIMES – Di tengah pesatnya perkembangan digital, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dituntut untuk lebih adaptif dalam pemasaran berbasis online.
Merespons kebutuhan ini, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar bersama Smartfren Community Blitar kembali menggelar Forum Kemisan pada Kamis (27/2/2025). Bertajuk UMKM Naik Kelas Part 2, forum yang telah memasuki episode ke-8 ini menghadirkan dua akademisi sebagai pemateri utama, yaitu Novita Putri Diantanti SGz MM dan Lu’lu Ul Maknunah STP MP.
Baca Juga : Rijanto-Beky Disambut Sederhana di Pendapa: Pulang dari Magelang, Bawa Semangat Baru untuk Blitar
Dalam pemaparannya, Novita Putri Diantanti menekankan pentingnya strategi pemasaran digital bagi pelaku UMKM agar produk mereka lebih dikenal luas. Menurut dia, ada sejumlah langkah yang dapat diterapkan untuk meningkatkan visibilitas produk secara daring.
"Pemilihan nama akun yang tepat di media sosial, memahami audiens, riset kompetitor, serta pembuatan konten berkualitas merupakan kunci utama dalam membangun brand awareness," jelasnya.
Selain itu, Novita menambahkan bahwa konsistensi dalam mengunggah konten dan pemanfaatan fitur e-commerce juga berperan besar dalam memperluas jangkauan pasar. Ia menyarankan pelaku usaha untuk memanfaatkan momen tertentu dalam pemasaran digital.
"Tanggal kembar sering dimanfaatkan untuk promo besar-besaran. Begitu pula dengan pemilihan kata dan cara komunikasi yang menarik agar bisa lebih efektif dalam menarik perhatian konsumen," ujarnya.
Tak hanya itu. Dia juga menyoroti peran iklan digital dan influencer marketing sebagai strategi lanjutan bagi UMKM yang memiliki anggaran promosi. Namun, ia menekankan bahwa inovasi produk harus tetap menjadi fokus utama agar usaha bisa bertahan dalam persaingan pasar yang semakin ketat.
Sementara itu, Lu’lu Ul Maknunah membahas optimalisasi pemasaran digital melalui WhatsApp Business dan Facebook. Menurut dia, platform ini memiliki potensi besar dalam membangun hubungan yang lebih dekat antara pelaku usaha dan pelanggan.
"WhatsApp Business memungkinkan interaksi langsung dan personal dengan pelanggan. Pesan yang dikirim bisa disesuaikan dengan preferensi atau riwayat belanja, sehingga lebih relevan dan meningkatkan peluang transaksi," ungkapnya.
Ia juga menguraikan beberapa strategi pemasaran melalui WhatsApp Business, seperti membangun daftar kontak pelanggan, mengoptimalkan profil bisnis, memanfaatkan fitur otomatisasi pesan, hingga penggunaan fitur katalog dan broadcast untuk promosi. "Dengan strategi yang tepat, WhatsApp Business bukan hanya menjadi alat komunikasi, tapi juga media pemasaran yang efektif," tambahnya.
Baca Juga : Tertutup Mendung, Rukyatul Hilal di Kota Blitar Berakhir Nihil
Tak hanya WhatsApp, Lu’lu juga menyinggung Facebook sebagai platform yang masih memiliki jangkauan luas bagi UMKM. Pemanfaatan fitur seperti Facebook Marketplace, grup bisnis, dan iklan berbayar disebutnya dapat membantu pelaku usaha memperluas target pasar secara lebih spesifik.
Dukungan Nyata untuk Pelaku UMKM
Forum Kemisan ini bukan sekadar ajang diskusi. Leader Smartfren Community Blitar Minto Santoso mengungkapkan bahwa pihaknya turut memberikan dukungan nyata bagi para peserta. "Setiap pelaku UMKM yang mengikuti pelatihan ini mendapatkan kartu perdana Smartfren dan voucer paket data untuk membantu mereka dalam memperluas jangkauan pemasaran usahanya," ujarnya.
Lebih dari itu, sebagai bentuk apresiasi, panitia juga akan memberikan dana pengembangan usaha dengan total Rp6 juta bagi tiga peserta terbaik di akhir rangkaian pelatihan yang berlangsung hingga Maret mendatang.
Dengan adanya Forum Kemisan ini, pelaku UMKM di Blitar diharapkan semakin memahami pentingnya pemasaran digital sebagai bagian dari strategi bisnis mereka. Digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan agar usaha bisa bertahan dan berkembang di era yang semakin kompetitif.
Pendampingan akademisi dan dukungan dari komunitas seperti Smartfren Community Blitar menjadi bukti bahwa transformasi digital bagi UMKM dapat dilakukan secara inklusif dan berkelanjutan. Melalui forum-forum edukatif semacam ini, UMKM di Blitar tidak hanya diberikan wawasan baru, tetapi juga kesempatan nyata untuk naik kelas dalam peta persaingan bisnis digital.