Tradisi atau Syirik Terselubung? Ini Fakta Weton dalam Pandangan Islam
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Nurlayla Ratri
05 - Jul - 2025, 09:10
JATIMTIMES – Tradisi perhitungan weton masih menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Jawa. Dalam kultur setempat, weton tak hanya dianggap sebagai penanda hari lahir, tetapi juga dijadikan rujukan untuk menilai kecocokan pasangan, menentukan hari baik pernikahan, hingga membaca kemungkinan nasib seseorang di masa depan.
Namun, seiring kesadaran keagamaan yang semakin tinggi, muncul pertanyaan: bagaimana pandangan Islam terhadap praktik perhitungan weton ini?
Baca Juga : Cuaca Sabtu 5 Juli 2025: Hujan Ringan dan Petir Landa Beberapa Wilayah Jatim
Sebagai masyarakat yang kaya tradisi, orang Jawa telah mewariskan sistem penanggalan berbasis hari pasaran dan hitungan angka neptu secara turun temurun. Bagi mereka, weton adalah alat bantu untuk menakar keberuntungan atau kesialan, terutama dalam urusan besar seperti pernikahan, pembangunan rumah, hingga membuka usaha baru.
Masalah kerap muncul ketika weton menjadi alasan utama pembatalan rencana pernikahan karena dianggap “tidak cocok” menurut perhitungan. Padahal, dari perspektif akidah, keyakinan yang mengarah pada kekuatan selain Allah dalam menentukan takdir dapat menyerempet pada bahaya syirik.
Islam memandang sebuah tradisi bukan sekadar dari praktiknya semata, tapi juga dari dasar ilmu dan niat yang mendasarinya. Menurut Ustadz Abdillah Amiril Adawi dari Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta, weton pada dasarnya adalah sistem hitungan berbasis hari, bulan, dan tahun dalam kalender Jawa. Jika sistem ini dikembangkan melalui riset dan pengalaman empiris yang berulang, maka hukumnya masuk dalam kategori mubah alias boleh. Ini sebagaimana ilmu lain seperti astronomi atau meteorologi.
Namun, jika weton sekadar didasarkan pada pendapat seseorang tanpa landasan ilmiah, maka penggunaannya tetap boleh, dengan catatan si pembuatnya adalah orang yang saleh dan berilmu, serta memenuhi standar keilmuan dalam pandangan syariat. Dalam hal ini, konsep karamah (karunia luar biasa dari Allah) bagi para wali dapat menjadi alasan logis, selama tetap diyakini bahwa segala sesuatu tetap berada di bawah kuasa Allah SWT.
Islam secara tegas melarang umatnya mempercayai bahwa weton memiliki pengaruh mutlak terhadap nasib, termasuk keharmonisan rumah tangga...