Generasi Gawai di Ambang Kelelahan: Akademisi Soroti Krisis Kebugaran Anak
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Yunan Helmy
09 - Jun - 2025, 07:08
JATIMTIMES - Alarm merah berbunyi nyaring di tengah kemajuan teknologi yang membuai. Anak-anak usia sekolah dasar (SD) maupun remaja kini dihadapkan pada ancaman serius: krisis kebugaran yang nyata, sebuah fenomena yang perlahan namun pasti mengikis vitalitas generasi penerus.
Angka-angka statistik tak dapat membohongi. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat, 19,7 persen anak usia 5-12 tahun di Indonesia kini masuk kategori overweight dan obesitas.
Baca Juga : Lamajang Tigang Juru dan Situs Biting: Jejak Kerajaan Islam Tertua di Kaki Gunung Semeru
Bukan hanya itu. Analisis UNICEF pada tahun yang sama bahkan menunjukkan sekitar 14,8 persen remaja berusia 13-18 tahun juga menghadapi masalah obesitas.
Data dari worldobesitydotorg pun mengonfirmasi, tingkat obesitas anak di Indonesia mencapai 10,78 persen dalam rentang 1990 hingga 2022. Potret suram ini bukan lagi sekadar keluhan, melainkan gejala klinis dari gaya hidup pasif yang mengkhawatirkan.

Frendy Aru Fantiro MPd., dosen pendidikan jasmani dari pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) salah satu kampus swasta di Malang menyoroti fenomena ini dengan cemas. Menurut dia, percepatan teknologi yang luar biasa dan pola asuh yang kurang tepat telah mendorong anak-anak pada pusaran gaya hidup sedentary, terlalu banyak duduk dan minim gerak.
Ini adalah fondasi rapuh yang membahayakan tidak hanya fisik, tetapi juga mental mereka. Generasi "Alpha" ini, sebutan untuk anak-anak yang lahir di era milenium ketiga, menghadapi tantangan berat karena lingkungan seolah enggan mendukung pembiasaan aktivitas fisik sejak usia dini.
Frendy mengamati, anak-anak masa kini lebih terpikat pada layar gawai mereka ketimbang asyik bermain di luar. Akibatnya, kurangnya aktivitas fisik ini berpotensi memicu serangkaian efek jangka panjang yang serius. "Mulai dari obesitas, gangguan postur tubuh, mudah sakit, hingga rentan terhadap stres dan kecemasan," tegas Frendy, (9/6/2025).
Ia menambahkan, jika dibandingkan dengan generasi sebelumnya, kini lebih banyak anak SD yang menderita obesitas, membutuhkan kacamata, dan cepat merasa lelah. Ini bukan lagi sekadar pengamatan, melainkan sebuah konfirmasi akan adanya krisis kebugaran anak yang tak bisa diabaikan...