Benarkah Penggunaan Gadget Berlebihan Bisa Picu Ide Bunuh Diri? Begini Penjelasan Psikolog
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
19 - May - 2025, 07:23
JATIMTIMES - Belakangan ini, beredar isu yang mengatakan bahwa penggunaan gadget yang berlebihan dapat memicu keinginan seseorang untuk bunuh diri. Lantas apakah klaim tersebut benar adanya? Ibnu Sutoko, S.Psi., M.Psi, seorang psikolog dan dosen salah satu kampus swasta di Malang, memberikan penjelasan mendalam mengenai hubungan antara keduanya.
Menurutnya, meskipun penggunaan gadget dan ide bunuh diri tidak memiliki hubungan langsung, keduanya bisa saling mempengaruhi melalui proses yang lebih kompleks. “Penting untuk diingat bahwa hubungan ini tidak bersifat langsung. Ada faktor-faktor lain yang turut berperan dalam menghubungkan kedua hal tersebut,” kata Ibnu Sutoko.
Ia menjelaskan bahwa gadget, melalui konten yang dikonsumsi, dapat memicu reaksi emosional seseorang. Misalnya, konten-konten yang menunjukkan kehidupan ideal seperti keluarga bahagia atau pencapaian yang sukses, dapat memperburuk kondisi psikologis individu yang sedang menghadapi permasalahan serius dalam hidupnya.
Menurut Ibnu, seseorang yang tengah menghadapi masalah berat bisa merasa semakin tertekan ketika melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna, seperti yang sering tampil di media sosial. Hal ini memperburuk perasaan frustasi dan cemas yang mereka alami.
"Misalnya, seseorang yang sedang dilanda masalah berat, lalu melihat gambar tentang keluarga harmonis yang tidak ia miliki. Itu akan memicu konflik dalam dirinya," jelasnya.
Ibnu juga menambahkan bahwa orang yang cenderung berpikir untuk bunuh diri biasanya sedang mencari alasan untuk membenarkan keadaan mereka. Dalam hal ini, algoritma media sosial sering kali memperburuk keadaan dengan terus menampilkan konten yang relevan dengan perasaan pengguna.
“Penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa paparan layar lebih dari delapan jam per hari, terutama di media sosial, sangat berisiko meningkatkan ide bunuh diri,” kata Ibnu.
Meski begitu, Ibnu menegaskan bahwa kecanduan gadget belum dapat dikategorikan sebagai gangguan psikologis secara klinis, meskipun hal tersebut harus mendapatkan perhatian serius...