Purworejo Rahardja: Ketika Wayang, Pemerintahan dan Tradisi Bertemu dalam Satu Panggung di Blitar
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
10 - May - 2025, 01:13
JATIMTIMES - Pada malam yang diterangi gemerlap lampu temaram dan desir angin dari persawahan yang tenang, Desa Purworejo, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, kembali menyulut semangat kebudayaan yang telah diwariskan lintas generasi.
Jumat malam, 9 Mei 2025, adalah malam yang tak sekadar menyajikan hiburan, melainkan membentangkan lanskap spiritual, sosial, dan kultural dalam satu helaan napas panjang pagelaran wayang kulit, sebuah tradisi yang terus dirawat oleh warga dalam ritual Bersih Desa dan peringatan Ambal Warsa ke-315.
Baca Juga : Spoiler Resident Playbook Episode 9-10, Do Won dan Yi Young Jadian?
Wayang kulit yang ditampilkan dalam peristiwa budaya itu bukan sekadar pertunjukan, melainkan menjadi medium komunikasi antara masa lalu dan masa kini; sebuah simbol pertemuan antara nilai-nilai leluhur dengan dinamika zaman yang terus bergerak maju.
Di balik kelir yang tembus cahaya, tokoh-tokoh pewayangan menari dengan gemuruh kendang, lengking suling, dan derap gending Jawa yang mengalun meresap ke relung-relung kesadaran warga. Di tangan dalang muda berbakat, Ki Anom Dwijo Kangko, S.Sn., pagelaran ini menjadi ruang permenungan kolektif dan penguatan jati diri masyarakat desa.
Bertema “Purworejo Rahardja,” gelaran ini menandai harapan bersama: agar desa tetap dinaungi keselamatan dan kemakmuran, serta mampu menjaga persatuan dalam keberagaman masyarakatnya. Di tengah arus modernisasi dan globalisasi budaya yang mengancam kelestarian tradisi lokal, Desa Purworejo berdiri tegak dengan memeluk kuat nilai-nilai leluhur mereka, menjadikan Bersih Desa bukan sekadar upacara tahunan, tetapi juga pernyataan identitas dan solidaritas komunal.
Hadir dalam gelaran budaya ini, selain ribuan warga dari berbagai penjuru desa, tampak pula tokoh-tokoh publik yang memberi sentuhan simbolik atas sinergi antara budaya dan pemerintahan. Sosok Bupati Blitar Rijanto yang diwakili oleh Plt. Kepala Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Blitar, Dodot Darudono, menyampaikan bahwa pelestarian budaya lokal harus menjadi bagian dari agenda strategis pemerintahan daerah.
“Pemerintah Kabupaten Blitar terus berkomitmen untuk menjaga kesinambungan tradisi seperti ini. Wayang kulit bukan hanya warisan budaya takbenda, tetapi juga instrumen pendidikan moral, politik, dan sosial yang hidup di tengah masyarakat kita,” ujar Dodot di sela acara...