Guru SMA/SMK Patut Waspadai Burnout: Pahami Penyebab, Dampak Hingga Solusinya
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
03 - May - 2025, 01:03
JATIMTIMES - Burnout atau kelelahan psikologis kini menjadi salah satu permasalahan serius yang dihadapi oleh para guru di Kabupaten Malang. Tidak hanya mengganggu kesehatan mental, kondisi ini juga mempengaruhi kinerja guru dalam memberikan pendidikan yang maksimal kepada siswa.
Dalam Seminar Guru BK SMA/SMK Kabupaten Malang, mengusung tema 'Menyembuhkan Diri Untuk Menyembuhkan Siswa: Mengatasi Burnout Guru BK' di Universitas Gajayana (Uniga), Sabtu (3/5/2025), dua psikolog mengungkapkan pentingnya mengenali gejala burnout dan cara penanganannya agar para tenaga pendidik dapat kembali bekerja dengan penuh dedikasi.
Baca Juga : Gempa Tektonik M 4,8 di Kuta Selatan-Bali Turut Dirasakan Hingga Malang
Burnout merupakan kondisi kelelahan fisik dan emosional yang dialami seseorang akibat stres yang berlarut-larut, dan hal ini banyak dialami oleh para guru di Kabupaten Malang. Menurut Yafi Ahmad, M.Psi, seorang psikolog yang menjadi narasumber dalam seminar, burnout seringkali dimulai dengan gejala fisik seperti rasa lelah yang berlebihan, kehilangan semangat, dan berkurangnya motivasi untuk bekerja.

"Guru yang mengalami burnout akan merasa sangat lelah, tidak punya energi untuk melanjutkan pekerjaan, dan sering kali merasa bahwa apa yang mereka lakukan tidak memberikan hasil yang memuaskan," ujar Yafi.
Tidak hanya itu, burnout pada guru juga dipicu oleh tekanan psikologis akibat tuntutan pekerjaan yang tinggi. Banyak guru yang merasa tertekan oleh masalah-masalah yang tidak hanya berasal dari pekerjaan mereka, tetapi juga dari lingkungan sosial, termasuk interaksi dengan siswa dan perkembangan media sosial yang semakin memengaruhi kehidupan anak-anak zaman sekarang.
Salah satu faktor utama yang memengaruhi terjadinya burnout adalah perubahan besar dalam dinamika karakter dan perilaku siswa.
Dewi Suryaningtyas, M.Psi, psikolog yang juga menjadi narasumber dalam seminar, menjelaskan bahwa karakteristik siswa zaman sekarang sangat berbeda dibandingkan dengan generasi sebelumnya. "Anak-anak zaman sekarang memiliki kepribadian dan karakter yang sangat beragam. Terkadang, perilaku siswa yang dianggap 'nakal' oleh guru bisa menjadi pemicu terjadinya burnout," terang Dewi.