Said CJH Kota Batu Tertua, Berangkat Haji dari Hasil Jual Es Campur Legend
Reporter
Irsya Richa
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
28 - Apr - 2025, 01:51
JATIMTIMES - Usianya 86 tahun, Mochamad Said dengan penuh semangat ingin menunaikan kewajibannya sebagi umat muslim pada rukun Islam yang ke-5 yakni haji. Ya, Said menjadi calon jemaah haji (CJH) 2025 tertua dari Kota Batu.
Dalam perjalanan haji nanti Said tidak berangkat sendiri, tapi akan berangkat bersama sang istrinya, bernama Kasiatun yang kini berusia 82 tahun. Keduanya berangkat lewat program prioritas lansia, sehingga dapat berangkat lebih cepat dari waktu yang seharusnya sudah ditetapkan.
Baca Juga : Cabor Baru, Indonesia Woodball Assocation Kota Batu Targetkan 2 Emas di Porprov 2025
Pasangan yang tinggal di Jalan Panglima Sudirman, Gang 4, Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu ini sudah mendaftar haji sejak 2019 silam. “Ibu dan bapak daftar haji tahun 2019 dan alhamdulillah tahun ini berangkat,” ungkap Hernik Demiwati anak pasangan Mochamad Said bersama Kasiatun.
Sebelumnya, pasangan ini pernah menunaikan perjalanan umroh pada 2014 silam. Namun keinginannya kini naik haji itu bisa terwujud dengan cara menabung.
Meski diusianya yang sudah renta, Said merupakan pedagang es campur Legenda yang terkenal di Kota Batu. Lokasinya berada di Gang Kauman, tepanya di samping Masjid An Nur Kota Batu.
Said berjualan sejak tahun 1954, saat itu Said masih berusia 16 tahun. Hingga sekarang Said masih aktif berjualan dengan ramah dan tangan yang cekatan.
Langgannanya pun dari anak-anak hingga pejabat memfavoritkan es campur, terlebih saat musim kemarau. Karena memang Said memberikan kualitas bahan yang terbaik serta tidak menggunakan pemanis buatan.
Menurut sang anak, di balik kebugarannya itu, Said tidak lepas dari berjalan kaki setiap hari. “Kalau makanan yang dikonsumsi ya pada umumnya, tapi kalau bapak itu sukanya jalan kaki dari rumah sampai tempat jualannya,” ujar Hernik, Senin (28/4/2025).
Baca Juga : KPH Gondosuputro dan Legiun Mangkunegaran: Menumpas Gerakan Imam Sampurno di Tawangmangu 1888
Bahkan, ia enggan untuk naik kendaraan...