Banyuwangi Gagal Menjadi Tuan Rumah Babak 32 Besar Grup X Liga Nasional, Ini Alasannya
Reporter
Nurhadi Joyo
Editor
A Yahya
27 - Apr - 2025, 05:15
JATIMTIMES - Manajemen Persewangi Banyuwangi meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh warga masyarakat, karena upaya maksimal manajemen baik secara formal administratif maupun lobby agar bisa menjadi tuan rumah di Stadion Diponegoro akhirnya gagal. Hal itu dikarenakan keterbatasan fasilitas yang ada di Banyuwangi
Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Klub Persewangi, Handoko, melalui Humas Persewangi Rudi H. Latif melalui pesan WhatsApp (WA) pada Minggu (27/4/2025).
Baca Juga : Gubernur Lemhanas Puji Jatim Retreat 2025, Ketahanan Daerah Jadi Sorotan
Menurut Rudi, untuk babak 32 besar di Grup X Liga Nasional 2024/2025, tim Persewangi satu grup dengan tim Persikabumi Sukabumi, PS Peureulak Raya Aceh, dan Persebata Lembata NTT. Pertandingan digelar di Stadion Kompyang Sujana Denpasar Bali, pada 30 April – 4 Mei 2025.
Adapun jadwal laga yang harus dijalani Laskar Blambangan adalah sebagai berikut; pada Rabu, 30 April 2025 (19.00), Persewangi vs PS Peureulak Raya Aceh. Pertandingan kedua pada Jum'at, 2 Mei 2025 (19.00) Persebata Lembata NTT lawan Persewangi. Kemudian laga pamungkas pada Minggu, 4 Mei 2025 (15.00) Persewangi Banyuwangi akan berhadapan dengan Persikabumi Kabupaten Sukabumi.
“Manajemen mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh warga masyarakat Banyuwangi, karena upaya maksimal manajemen baik secara formal administratif maupun lobby agar bisa menjadi tuan rumah di Stadion Diponegoro akhirnya gagal, karena keterbatasan fasilitas yang ada di Banyuwangi,” ujar Rudi.
Lebih lanjut dia menambahkan dalam upaya menjunjung tinggi sportifitas dan fair play sesuai dengan aturan PSSI maka pertandingan ketiga harus diselenggarakan bersamaan untuk menghindari pengaturan hasil pertandingan, karenanya membutuhkan adanya dua stadion atau minimal lapangan yang layak sebagaimana standar Liga 4 PSSI.
Tokoh asal Kecaatan Genteng tersebut menyatakan di Banyuwangi hanya ada Stadion Diponegoro saja yang dinilai memenuhi standar yang ditetapkan PSSI. Lapangan Bimasakti Wongsorejo yang pada babak regional bisa digunakan, tetapi dalam putaran nasional dinyatakan tidak layak.
Beberapa lapangan sepakbola potensial yang ada dibeberapa wilayah kecamatan juga dinilai tidak layak...