Ahli Linguistik Forensik Ungkap Kejahatan Bahasa Isa Zega di Sidang Pencemaran Nama Baik Pemilik MS Glow
Reporter
Ashaq Lupito
Editor
Nurlayla Ratri
09 - Apr - 2025, 08:20
JATIMTIMES - Sidang lanjutan pencemaran nama baik pemilik MS Glow dengan terdakwa selebgram Isa Zega kembali dilangsungkan Rabu (9/4/2024). Pada sidang yang diselenggarakan di Ruang Garuda Pengadilan Negeri (PN) Kepanjen tersebut, turut menghadirkan saksi ahli dari Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Saksi ahli yang dihadirkan dalam persidangan tersebut ialah Andik Yulianto SS M,Si. Andik merupakan seorang ahli linguistik forensik sekaligus dosen di Fakultas Bahasa dan Seni dari Universitas Negeri Surabaya.
Baca Juga : Stecu Lagi Viral di Medsos, Ini Arti Sebenarnya
Di hadapan Majelis Hakim yang memimpin sidang, Andik mengungkap kejahatan bahasa yang dilakukan terdakwa Isa Zega dalam unggahan tulisan dan videonya. Pada serangkaian persidangan, Andik memang juga turut dipertontonkan video dan screenshot tulisan Isa Zega yang ditujukan kepada seseorang.
Pada serangkaian persidangan, Andik juga turut menganalisa terkait seseorang yang dimaksud dalam tulisan Shaundeship yang merupakan unggahan terdakwa Isa Zega. Sepengetahuannya, tulisan yang diunggah terdakwa tersebut ialah nama judul film kartun berisi sekumpulan domba-domba, yakni Shaun the Sheep.
Dari analisanya, Andik menyebut apa yang ditulis terdakwa Isa Zega mengarah pada kejahatan bahasa. "Kejahatan bahasa inikan berkaitan dengan maksud, menggunakan media bahasa, baik tulis maupun lisan, baik yang menggunakan wicara ini dan yang menggunakan tulisan," terang Andik saat memberikan konfirmasinya kepada awak media.
Disampaikan Andik, kejahatan bahasa juga bisa diiringi dengan perkembangan teknologi yang sekarang bisa dikatakan sangat maju. "Sehingga gabungan antara suara, video, dan teks. Kemajuan ini sangat berbahaya kalau kemudian ditumpangi oleh maksud-maksud atau manipulasi tertentu," ujarnya.
Secara bahasa, diterangkan Andik, tulisan juga bisa menjadi media untuk sindiran. "Memang secara bahasa, 'oh ini sindiran, oh ini mirip'. Tapi kita secara kebahasaan itukan kadangkala tahu, 'oh ini maksudnya ini'," terangnya.
Andik menambahkan maksud dari suatu tulisan tetap harus diterangkan dengan teori kebahasaan. Yakni di antaranya bisa melalui arti hingga makna dari kamus maupun dari ilmu kebahasaan pragmatik forensik.
"Baru kemudian jelas mengarahnya ke mana. Memang dalam bahasa tidak ada sesuatu yang 100 persen pas. Tapi kita dengan perangkat-perangkat kebahasaan, dengan kata-kata yang dimaksud itu, 'oh ini mengarah ke A, B, ke C," ujarnya...