Media Asing Soroti Ancaman Pengiriman Kepala Babi ke Tempo
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Dede Nana
29 - Mar - 2025, 08:24
JATIMTIMES - Media asing asal Inggris, The Guardian, menyoroti ancaman mengerikan yang diterima oleh media Tempo. Ancaman tersebut berupa kepala babi yang telah dimutilasi dan tikus tanpa kepala, yang dikirimkan kepada jurnalis Tempo, Francisca Christy Rosana.
The Guardian menyebut ancaman ini sebagai bentuk intimidasi baru terhadap kebebasan pers di Indonesia. "Hadiah mengerikan (kepala babi tanpa telinga dan tikus tanpa kepala) untuk kebebasan pers di negara demokrasi terbesar ketiga di dunia," tulis Kate Lamb, editor The Guardian untuk Asia-Pasifik, dikutip Sabtu (29/3/2025).
Dalam laporannya, The Guardian menggambarkan ketika sebuah kotak besar tiba di kantor Tempo dengan namanya tertera, Francisca. Awalnya ia mengira itu adalah kiriman dari seorang teman. Namun, isi paket tersebut sungguh mengejutkan, sebuah kepala babi yang sudah membusuk dan dimutilasi.
"Saya kaget, saya menangis, dan langsung dievakuasi oleh beberapa teman saya," ujar Francisca.
"Saya khawatir teror ini akan menyakiti keluarga saya." tambahnya.
Ancaman itu tidak berhenti di situ. Beberapa hari kemudian, enam ekor tikus tanpa kepala yang dibungkus kertas berhias bunga mawar dikirim ke kantor Tempo di Jakarta. Di media sosial, ancaman juga semakin menjadi-jadi.
"Apakah kepala babi sudah cukup? Kalau tidak, saya bisa kirim lebih banyak lagi," tulis seorang pengguna yang mengancam di akun Instagram Tempo.
Menurut The Guardian, ancaman terhadap Tempo ini memicu kritik terhadap Presiden Prabowo Subianto. Namun saat dimintai tanggapan soal kiriman kepala babi, juru bicara kepresidenan, Hasan Nasbi, malah menanggapi dengan santai, menyarankan agar wartawan Tempo "memasak saja (kepala babi)."
Pernyataan tersebut menuai kecaman hingga akhirnya Hasan mengklarifikasi bahwa Indonesia tetap berkomitmen terhadap kebebasan pers dan bahwa polisi tengah menyelidiki kasus ini.
Menurut The Guardian, Francisca sendiri mengalami doxing. Nomor telepon ibunya diretas, dan salah satu kerabatnya menerima panggilan telepon berisi ancaman. Masih dalam tulisan The Guardian, Tempo, dikenal sebagai salah satu media paling kritis di Indonesia, bukanlah pendatang baru dalam menghadapi tekanan. Di era pemerintahan Soeharto, majalah ini sempat dua kali dilarang terbit. Namun, ancaman kali ini dinilai lebih ekstrem.
"Bom, doxing, pembajakan nomor telepon. Kami sudah menerima begitu banyak ancaman di masa lalu," kata Bagja Hidayat, Wakil Pemimpin Redaksi Tempo.
"Namun sekarang ini sangat bersifat fisik. Untuk pertama kalinya hewan dan organ digunakan sebagai pembawa pesan... Ini sangat menakutkan." imbuh Bagja kepada The Guardian.
Menurut Bagja, ancaman ini juga bersifat simbolis...