Relawan Medis Demo Tolak UU TNI di Malang Diduga Alami Kekerasan, LBH: Ada Pemukulan hingga Perampasan
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
24 - Mar - 2025, 03:19
JATIMTIMES – Aksi unjuk rasa menolak pengesahan revisi Undang-Undang TNI di Kota Malang pada Minggu (23/3/2025) berujung ricuh. Namun yang menjadi sorotan adalah dugaan adanya kekerasan terhadap relawan medis yang bertugas di lokasi.
Dalam unggahan akun X @diluarnala, ia mengaku tengah berada di pos medis untuk membagikan takjil kepada peserta aksi, namun diduga diserang aparat kepolisian.
Baca Juga : Mahasiswi Perbankan Syariah UIN Maliki Malang Catatkan Prestasi Nasional
"YA ALLAH AKU CUMA BAGI TAKJIL DI POSKO MEDIS, MALAH DSERANG POLISIIIII," tulis akun tersebut.
Menurutnya, semua relawan medis sudah mengenakan seragam hitam dengan palang merah, tetapi tetap mendapat tindak kekerasan.
"SEMUA RELAWAN MEDIS PADAHAL BERSERAGAM HITAM PALANG MERAH YA! tanda segede itu masih aja dipukulin, jahat bgtttt," lanjutnya.
Unggahan ini menuai banyak reaksi, termasuk dari aktor sekaligus konten kreator Andovi da Lopez. Ia mempertanyakan kejadian tersebut dan meminta kronologi yang jelas.
"Tim Medis dipukul Aparat di Malang? WHAT!? Is this for real? Ada kronologi dan sumber ceritanya?" tulis Andovi di akun X pribadinya, Senin (24/3/2025).
Buntut hal ini, Malang bahkan menjadi trending di X pada Senin (24/3/2025).
Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Malang turut menyoroti dugaan kekerasan ini. Dalam unggahan di akun Instagram resminya, mereka merilis pernyataan dugaan adanya aksi represif terhadap tim medis.
"Tim medis, pers dan pendamping hukum yang bersiaga di Halte Jl. Kertanegara juga mendapati pemukulan, kekerasan seksual dan ancaman pembunuhan. Sejumlah gawai hingga tas massa aksi dan tim medis dirampas, begitu pula dengan alat kelengkapan medis," demikian keterangan LBH Malang, Senin (24/3/2025).
Kronologi Aksi 23 Maret 2025
Berdasarkan laporan yang dirilis LBH Malang, aksi massa yang digelar jejaring kolektif masyarakat sipil dalam Aliansi Suara Rakyat (ASURO) dimulai pukul 15.45 WIB dengan mimbar orasi. Aksi berjalan kondusif hingga pukul 17.45 WIB saat massa berhenti untuk berbuka puasa.
Setelah itu, sekitar pukul 18.20 WIB, beberapa peserta aksi mencoba menerobos masuk ke Gedung DPRD Kota Malang melalui pintu utara.
Pada pukul 18.40–18.50 WIB, aparat kepolisian bersama TNI mulai bertindak represif...