JATIMTIMES - Dari tumpukan limbah cangkang kerang, mahasiswa dan dosen Universitas Islam Malang (Unisma) melahirkan inovasi yang menjanjikan: herbal candy feed, suplemen pakan ternak berbentuk permen jilat.
Produk ini bukan sekadar ide kreatif, tetapi solusi nyata untuk mengatasi defisiensi mineral pada ternak ruminansia seperti sapi, kambing, dan domba, sekaligus menjawab persoalan lingkungan akibat limbah perikanan yang menumpuk di pesisir Situbondo.
Baca Juga : Akhir Tahun, Graha Bangunan Blitar Tawarkan Diskon 10 Persen Pintu Kamar Mandi: Saat Tepat Percantik Hunian
Inovasi ini dipamerkan dalam program Mahasiswa Berdampak yang digagas oleh DRTPM Kemendikti Bidang Saintek yang berlangsung selama dua hari (7–8 November 2025) di Balai Desa Semiring, Kecamatan Mangaran, Kabupaten Situbondo. Selama kegiatan, para peternak dan nelayan diajak mengenal teknologi pengolahan pakan modern yang ekonomis, mudah diterapkan, dan berbasis pada potensi lokal.

“Cangkang kerang mengandung kalsium dan mineral tinggi yang sangat dibutuhkan ternak. Melalui herbal candy feed, kami ingin menunjukkan bahwa limbah bisa menjadi sumber nutrisi berharga,” jelas Ir Brahmadhita Pratama Mahardhika SPt MSi IPP, dosen Unisma sekaligus pakar nutrisi dan rekayasa pakan yang menjadi narasumber utama dalam kegiatan tersebut.
Bentuk herbal candy feed menyerupai permen jilat, dibuat agar ternak bisa mengonsumsinya secara bertahap sesuai kebutuhan tubuh. Formula ini dirancang tidak hanya untuk menambah nafsu makan, tetapi juga memperbaiki metabolisme serta pertumbuhan tulang. Dengan konsep ini, inovasi Unisma menjadi jembatan antara sains dan kebutuhan praktis peternak.

Program pengabdian masyarakat ini dipimpin oleh Dr Ir Umi Kalsum MP bersama Restu Millaningtyas SE MM dan Anang Habibi ST MT serta melibatkan 24 mahasiswa dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unisma lintas fakultas. Mereka bekerja bersama masyarakat Desa Semiring, memperkenalkan proses pembuatan herbal candy feed dari bahan limbah hingga menjadi produk siap konsumsi ternak.
Kepala desa Semiring memberikan apresiasi tinggi terhadap program ini. “Kami sangat berterima kasih kepada tim Unisma. Warga kini tahu bahwa limbah kerang bukan lagi sampah, melainkan peluang ekonomi baru,” ujarnya.

Dengan melimpahnya hasil perikanan di Situbondo, inovasi herbal candy feed membuka peluang pengembangan industri pakan lokal yang berkelanjutan. Peternak diharapkan mampu memproduksi suplemen tersebut secara mandiri, sehingga dapat menekan biaya pakan dan meningkatkan produktivitas ternak.
Baca Juga : Kunjungan Evaluasi DBHCHT 2025: Pemkab Blitar Pastikan Program Pertanian Tepat Sasaran
Lebih dari sekadar penelitian kampus, inovasi ini menjadi contoh nyata bagaimana ilmu pengetahuan dapat menghadirkan manfaat langsung bagi masyarakat. Dari butiran cangkang kerang, lahir solusi cerdas yang tak hanya memperkuat ketahanan pangan, tapi juga menjaga keseimbangan lingkungan.