JATIMTIMES - Di tengah semerbak aroma kopi yang menguar di udara, Artcofest 2025 menutup perhelatannya dengan catatan manis: transaksi mencapai Rp113 juta, menandai kian bergairahnya ekonomi kopi di Malang Raya, Senin malam, (3/11/2025). Mengusung tema “Brewing Bridges: Fostering Connections and Driving Sustainable Growth”, ajang ini tak sekadar festival, melainkan ruang pertemuan antara petani, pelaku industri, akademisi, hingga regulator yang bersatu menyeduh masa depan ekonomi berkelanjutan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang, Febrina, menyebut Artcofest sebagai langkah nyata menjaga momentum ekonomi 2025 yang lebih kokoh. “Kami konsisten menjalankan kebijakan daerah yang mendukung penguatan ekonomi. Salah satunya melalui pengembangan UMKM kopi dari hulu hingga hilir,” ujarnya.
Baca Juga : Dempo Fair ke-47: Arena “Belajar Kehidupan” di Balik Gemuruh Panggung VALORIA
Menurutnya, pengembangan sektor kopi BI berpijak pada tiga pilar utama: penguatan kelembagaan, peningkatan kapasitas, dan pembiayaan berkelanjutan. Ketiganya menjadi formula yang menjaga keseimbangan antara produksi, kualitas, dan keberlanjutan. “Permintaan kopi dunia terus naik. Harga pun melonjak hampir dua kali lipat akibat pengaruh Brazil dan Vietnam. Kondisi ini menjadi peluang besar bagi petani lokal untuk memperkuat posisi mereka di pasar global,” jelasnya.
Tak berhenti di ruang pameran, Artcofest juga memfasilitasi business matching antara petani, pelaku industri, dan lembaga keuangan. Beberapa kesepakatan pembelian kopi tercapai di lokasi, membuka jalur distribusi dan ekspor yang lebih luas. “Kami akan terus memantau tindak lanjutnya. Tahun depan kami siapkan peningkatan kapasitas dan pelatihan agar sinergi hulu-hilir makin kuat,” tutur Febrina.
Ia menegaskan, ketika rantai pasok kopi berjalan serempak, nilai tambah ekonomi daerah ikut melonjak. “Semakin solid ekosistem kopi, semakin besar kontribusinya terhadap PDRB. Itu loncatan nyata bagi pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya mantap.
Di sisi lain, Universitas Brawijaya dan Dinas Ekonomi Kreatif Jawa Timur juga memainkan peran penting dalam mengokohkan fondasi ekosistem kopi. Mohammad Iqbal, Direktur Dinas Ekonomi Kreatif Jatim, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat rantai nilai kopi dari hulu ke hilir. “Kami ingin membangun satu ekosistem yang progresif dan dinamis. Kampus, industri, dan masyarakat harus bergerak bersama,” ungkapnya.
Kelahiran Center for Coffee Innovation and Sustainability (CCIS) di Universitas Brawijaya menjadi simbol nyata sinergi itu. Melalui pusat inovasi ini, riset kampus diharapkan bisa langsung menyentuh kebutuhan industri. “Kami ingin hasil riset dan inovasi bisa dimanfaatkan langsung oleh pelaku kopi dan masyarakat,” tambah Iqbal.
Baca Juga : Kepala Kantor Imigrasi Malang Hadiri Panen Raya Jagung Bersama Menteri ImiPas di Sidoarjo
Dengan gaya santai, Iqbal bahkan sempat berkelakar, “Baru kali ini saya hadir dari pagi sampai malam di satu acara. Tapi rasanya terbayar lunas, karena yang diseduh di sini bukan cuma kopi, tapi ide dan kolaborasi.”
Dalam sambutannya, Febrina sempat mengaitkan semangat Artcofest dengan film Filosofi Kopi 2, kisah dua karakter, Ben dan Jody, yang menggambarkan keseimbangan antara idealisme rasa dan realitas bisnis. “Ben itu petani yang idealis, sementara Jody adalah pebisnis yang berpikir strategis. Keduanya harus berkolaborasi, seperti hulu dan hilir di industri kopi. Itulah semangat yang kami bawa di Artcofest,” jelasnya.
Bank Indonesia berharap event ini menjadi ruang pembelajaran berkelanjutan, tidak berhenti di seremoni, tapi terus dipantau dan dikembangkan. Tahun depan, BI Malang berencana memperluas pelatihan dan dukungan ekspor, agar kopi lokal bisa menembus pasar global dengan identitasnya sendiri.