free web hit counter
Jatim Times Network
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Agama

Bolehkah Muslim Merayakan Halloween? Ini Penjelasan Ulama dan Dalil Lengkapnya

Penulis : Mutmainah J - Editor : A Yahya

31 - Oct - 2025, 12:10

Loading Placeholder
Ilustrasi perayaan Halloween. (Foto: Pixabay)

JATIMTIMES - Menjelang akhir bulan Oktober, suasana di berbagai negara mulai berubah dengan munculnya dekorasi labu, pajangan hantu, hingga berbagai kostum unik dan menyeramkan. Perayaan Halloween yang jatuh setiap tanggal 31 Oktober sudah menjadi budaya populer yang tersebar luas melalui media sosial, film, dan gaya hidup modern. Anak-anak, remaja, hingga orang dewasa di banyak belahan dunia turut meramaikan pesta kostum, kegiatan trick-or-treat, dan berbagai event bertema horor.

Namun, di tengah euforia tersebut, muncul sebuah pertanyaan penting di kalangan umat Islam: Apakah Halloween boleh dirayakan menurut ajaran Islam?

Baca Juga : Khutbah Jumat 31 Oktober 2025: Zaman Terus Berubah, Tapi Istiqamah Harus Tetap Terjaga

Pertanyaan ini menjadi semakin relevan karena banyak Muslim, terutama kalangan muda, yang mengikuti tren global tanpa mengetahui sejarah dan makna yang melatarbelakanginya. Karena itu, penting untuk memahami bagaimana ulama memandang perayaan ini agar umat Islam dapat bersikap dengan benar dalam menjaga akidah dan identitas keagamaan.

Pandangan Buya Yahya: Tidak Patut Diikuti

Ulama karismatik Buya Yahya menjelaskan bahwa Halloween bukan bagian dari budaya maupun ajaran Islam, sehingga tidak pantas untuk diikuti oleh umat Muslim. Beliau menegaskan bahwa umat Islam harus berpegang pada syariat Allah Swt. dan sunnah Rasulullah Saw., bukan pada budaya asing yang tidak jelas manfaatnya bagi iman.

Buya Yahya juga menekankan bahwa kebijakan atau budaya suatu negara termasuk negara mayoritas Muslim bukanlah tolok ukur kebenaran dalam agama. Yang menjadi acuan adalah dalil dan ajaran yang jelas dari Islam. Beliau bahkan mendoakan agar Muslim yang terlanjur ikut merayakan Halloween diberikan hidayah dan kesadaran.

Larangan Menyerupai Kaum Non-Muslim

Rasulullah Saw. bersabda:

> مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barang siapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Abu Dawud)

Hadis ini menjadi dasar bahwa umat Islam tidak boleh meniru perayaan, simbol, atau ritual yang berasal dari agama atau kepercayaan lain, terutama yang bertentangan dengan tauhid.

Asal Usul Halloween Berakar dari Ritual Pagan

Halloween berasal dari festival kuno bernama Samhain yang dilakukan bangsa Celtic di Eropa. Pada masa itu, mereka mempercayai bahwa pada akhir musim panen, roh orang mati kembali ke dunia dan dapat mengganggu manusia. Untuk mengusir roh tersebut, mereka mengenakan kostum dan menyalakan api unggun.

Walaupun kini Halloween dianggap sekadar hiburan, akar sejarahnya tetap terkait dengan ritual keagamaan non-Islam, sehingga mengikuti perayaan ini dapat mengikis kemurnian akidah.

Hukum Merayakan Halloween Menurut Ulama

Dalam kitab Bughyah al-Mustarsyidin, dijelaskan tiga kondisi hukum meniru perayaan non-Muslim:

1. Meniru dengan niat membenarkan atau mencintai ajaran mereka

➜ Hukumnya: Kafir

2. Meniru hanya untuk hiburan atau ikut tren, tanpa meyakini ajarannya

➜ Hukumnya: Berdosa (meski tidak sampai kafir)

3. Meniru tanpa sengaja, tanpa maksud mengikuti perayaan mereka

➜ Hukumnya: Makruh (tetap sebaiknya ditinggalkan)

NU Jatim juga menegaskan bahwa Halloween tidak perlu dirayakan karena tidak membawa manfaat spiritual dan dapat merusak identitas keislaman.

Islam Telah Mempunyai Tradisi Mulia

Islam menawarkan banyak momen kebahagiaan yang bernilai ibadah, seperti:

• Maulid Nabi

• Isra’ Mi’raj

• Tradisi muludan dan sedekah desa

• Amalan sosial dan dakwah yang mempererat ukhuwah

Perayaan-perayaan ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga memperkuat iman dan kedekatan kepada Allah.

Pada akhirnya, merayakan Halloween bukan sekadar persoalan memakai kostum atau mengikuti tren modern. Di balik perayaan tersebut terdapat sejarah, simbol, dan nilai yang tidak sejalan dengan ajaran Islam. Sebagai umat yang memegang teguh tauhid, penting bagi kita untuk bijak menyaring budaya asing yang masuk, terutama yang berpotensi melemahkan akidah dan mengikis identitas keagamaan.

Baca Juga : Ketika Rumah Tangga Retak Tanpa Sebab, Mungkinkah Ada Jin yang Berperan?

Daripada mengikuti perayaan yang tidak membawa manfaat, lebih baik kita menghidupkan tradisi Islam yang penuh hikmah, keberkahan, dan mendekatkan diri kepada Allah. Dengan begitu, kita tidak hanya menjaga iman, tetapi juga memperkuat jati diri sebagai seorang Muslim yang sadar dan berprinsip.


Topik

Agama halloween buya yahya hukum perayaan halloween



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Indonesia Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Mutmainah J

Editor

A Yahya

--- Iklan Sponsor ---