JATIMTIMES - Gerakan cinta lingkungan kembali digaungkan di Kota Malang. Tak main-main, sebanyak 1.000 bibit pohon keras ditanam serentak oleh ratusan siswa dari berbagai jenjang pendidikan. Aksi hijau ini dipusatkan di kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang, lokasi yang krusial bagi ketahanan lingkungan Kota Malang.
Kegiatan ini bukan sekadar penanaman biasa. Aksi ini merupakan bagian dari program nasional yang diinisiasi oleh Himpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia (HPAI), dengan dukungan penuh dari pemerintah Norwegia melalui skema pendanaan layanan dana masyarakat.
Baca Juga : BGN Latih 30 Ribu Penjamah Makanan, Siap Cetak Juru Masak Aman dan Higienis Se-Indonesia!
Hadir langsung di lokasi penanaman, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, Gamaliel Raymond Matondang, menyampaikan bahwa kegiatan ini tak hanya sebagai bentuk edukasi. Tetapi juga upaya nyata menjaga kualitas lingkungan kota.
"Hari ini ada 1.000 bibit yang kami tanam bersama anak-anak SD, SMP, hingga SMA se-Kota Malang. Mereka didampingi para guru dan aktivis lingkungan. Ini menjadi bukti bahwa kepedulian terhadap lingkungan dimulai sejak dini," jelas Raymond.
Penanaman pohon ini juga menjadi bagian dari strategi memperluas Ruang Terbuka Hijau (RTH) privat, yang menjadi salah satu indikator penting dalam tata kelola kota berkelanjutan. Menurut Raymond, meskipun kawasan Supit Urang tergolong sebagai wilayah penunjang perkotaan dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR), namun masih banyak lahan yang bisa dioptimalkan untuk penghijauan.
"Perubahan iklim nyata kita rasakan. Dengan semakin banyaknya ruang hijau, kita berharap suhu udara lebih terkendali, kualitas lingkungan meningkat, dan tentunya menjadi edukasi hidup berkelanjutan bagi masyarakat," tuturnya.
Tak hanya dari Kota Malang, kegiatan ini juga melibatkan perwakilan HPAI dari seluruh wilayah Jawa Timur, mencakup 38 kabupaten/kota, khususnya yang tergabung dalam jaringan HPAI Malang Raya.
Ketua HPAI Malang Raya, Sulaiman Sulang, mengungkapkan bahwa penanaman ini memiliki misi besar, yakni mencegah potensi bencana lingkungan. TPA Supit Urang dipilih sebagai lokasi utama karena dinilai sebagai kawasan rawan, terlebih dalam konteks perubahan iklim dan beban sampah yang terus meningkat.
"Kami tidak ingin TPA Supit Urang bernasib seperti TPA Leuwigajah di masa lalu. Kami tanam pohon keras seperti tabebuya, pule, dan mahoni untuk menguatkan struktur tanah dan mitigasi bencana," tegas Sulaiman.
Baca Juga : Pemkot Surabaya Pasang Barrier Beton di Jalan Basuki Rachmat, Cegah Kecelakaan dan Pelanggar Lalu Lintas
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa pada tahap pertama ini ditanam 500 pohon, dan dalam waktu dekat akan ditanam 500 pohon tambahan, sehingga total menjadi 1.000 pohon. Pendanaan berasal dari Kementerian Kehutanan, di mana HPAI Malang Raya dipercaya dua kali menerima dana hingga Rp50 juta per program.
Yang membuat kegiatan ini istimewa adalah keterlibatan banyak pihak. Tidak hanya pelajar dan guru, tetapi juga para pensiunan guru serta pegiat lingkungan dari berbagai latar belakang turut ambil bagian. Ini membuktikan bahwa gerakan cinta lingkungan adalah tugas kolektif, lintas generasi dan profesi.
Dengan penanaman ribuan pohon keras di TPA Supit Urang, masyarakat Kota Malang patut berharap akan masa depan yang lebih hijau dan aman dari risiko bencana ekologis. Aksi ini menjadi tonggak penting dalam upaya menjadikan Malang sebagai kota yang tangguh iklim dan ramah lingkungan.
