JATIMTIMES - Tradisi menghitung kecocokan jodoh menggunakan weton masih dipertahankan sebagian masyarakat Jawa hingga saat ini. Lewat primbon Jawa, seseorang bisa mengetahui gambaran hubungan asmara, termasuk kemungkinan baik-buruk jika hubungan itu berlanjut ke pernikahan.
Perhitungan jodoh berdasarkan weton dilakukan dengan menjumlahkan neptu dari hari lahir (saptawara) dan pasaran Jawa (pancawara) dari masing-masing calon pasangan. Hasil akhirnya akan menunjukkan makna tertentu yang dipercaya bisa memengaruhi nasib hubungan.
Baca Juga : Tandatangani Perjanjian Pinjam Pakai Aset Pemkab untuk Sekolah Rakyat, Ini Harapan Wabup Dewi
Dikutip dari buku Mutiara di Balik Tata Cara Pengantin Jawa (2002), neptu adalah nilai angka dari hari dan pasaran lahir seseorang.
- Neptu Hari (Saptawara)
• Minggu: 5
• Senin: 4
• Selasa: 3
• Rabu: 7
• Kamis: 8
• Jumat: 6
• Sabtu: 9
- Neptu Pasaran (Pancawara)
• Pahing: 9
• Pon: 7
• Wage: 4
• Kliwon: 8
• Legi: 5
Menurut Pakar Retrokognisi Om Hao, untuk menghitung weton jodoh yang pertama adalah menjumlahkan neptu dari hari dan pasaran masing-masing pasangan, lalu hasilnya dibagi 7. Sisa pembagian itulah yang digunakan untuk membaca makna dalam primbon jodoh.
Sisa hasil pembagian 7 akan menunjukkan salah satu dari tujuh kategori hubungan berikut ini, sebagaimana dijelaskan oleh Om Hao dari kanal YouTube Kisah Tanah Jawa (KTJ):
• Sisa 1 Pesti: pasti berjodoh
• Sisa 2 Jodoh: cocok, kemungkinan besar langgeng
• Sisa 3 Padu: sering cekcok atau bertengkar
• Sisa 4 Pegat: berisiko pisah, tapi bisa diupayakan
• Sisa 5 Pati: pertanda buruk, bisa ada kematian atau sulit punya anak
• Sisa 6 Gunam: sering jadi bahan gosip
• Sisa 7 Ratu: hasil terbaik, rumah tangga harmonis
Om Hao menegaskan, kategori Pati sebaiknya dihindari karena dianggap tidak baik. "Siapapun yang bertemu dengan Pati maka tidak boleh meneruskan hubungan," tegas Om Hao.
Baca Juga : Cara Bikin Twibbon MPLS 2025 dan Pasang Foto dengan Mudah
Namun, jika hasilnya jatuh pada kategori lain seperti Pegat atau Padu, masih bisa diusahakan atau “diruwat”. "Kalau lainnya masih nggak papa, misalnya diruwat," tambahnya.
Meski begitu, ia juga mengingatkan agar tradisi ini tidak dijadikan satu-satunya patokan dalam mengambil keputusan. "Kita tidak mempercayainya 100 persen, kemudian jadi sugesti, tapi jadikanlah ini sebagai rambu-rambu. Dan kita menghormati dan menghargai pakem-pakem tradisi yang ada," jelas Om Hao.
Contoh Menghitung Jodoh Lewat Weton
Berikut contoh sederhana perhitungannya:
• Ani lahir Selasa Pahing maka neptunya 3 + 9 = 12
• Budi lahir Kamis Legi maka neptunya 8 + 5 = 13
• Jika ditotal neptu Ani dan Budi adalah 25
• 25 dibagi 7 sisa 4
• Sesuai dengan perhitungan jodoh versi Primbon Jawa sisa 4 adalah Pegat
Jika hasilnya adalah Pegat, hubungan masih bisa dijalani, namun disarankan untuk melakukan ruwatan atau meminta restu leluhur sebagai bentuk ikhtiar budaya.