free web hit counter
Scroll untuk baca artikel
Peristiwa

Dinkes dan BPOM Temukan Kandungan Formalin di Cincau Hitam saat Sidak Pasar Ramadan di Blitar

Penulis : Aunur Rofiq - Editor : A Yahya

13
×

Rencana Rilis PlayStation 6 Berpotensi Terungkap, Berkat Microsoft

Share this article
Stik Playstation
Petugas Dinkes Kota Blitar dan BPOM Kediri memeriksa sampel makanan di pasar takjil untuk memastikan keamanan pangan selama Ramadan. (Foto: Aunur Rofiq/JatimTIMES)

JATIMTIMES – Demi memastikan keamanan pangan selama Ramadan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar bersama Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Kediri melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap makanan dan minuman (mamin) yang dijual di dua lokasi pasar takjil di Kota Blitar, Selasa sore (4/3/2025). Dari puluhan sampel yang diuji cepat, ditemukan dua sampel cincau hitam yang diduga mengandung formalin.

Langkah ini, menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar, Dharma Setiawan, merupakan bagian dari upaya rutin pemerintah untuk memastikan keamanan pangan bagi masyarakat. Ia menyebutkan bahwa pengambilan sampel sudah dimulai sejak Senin dan dilakukan di dua titik utama. Sebanyak 30 sampel makanan dan minuman diperiksa dari pasar takjil di Jalan Kenanga, sementara 16 sampel lainnya diambil dari Pasar Legi pada hari berikutnya. 

Baca Juga : 100 Hari Pertama, Wali Kota Batu Nurochman Targetkan Kontrak Kerja Hasil Pertanian

Dari keseluruhan sampel yang diuji menggunakan metode rapid test, dua di antaranya—berupa cincau hitam—menunjukkan indikasi mengandung formalin. "Dari total puluhan sampel yang diuji menggunakan rapid test, ditemukan dua sampel cincau hitam yang diduga mengandung formalin," ungkap Dharma. 

Meski demikian, Dharma menegaskan bahwa hasil ini masih bersifat sementara. Rapid test hanya memberikan indikasi awal, sehingga diperlukan pengujian lebih lanjut di laboratorium BPOM Kediri untuk mendapatkan hasil yang valid. Jika kandungan formalin benar-benar terkonfirmasi, pemerintah akan mengambil langkah lanjutan terhadap pedagang yang menjual produk tersebut.

“Pedagang harus lebih selektif dalam memilih bahan baku. Pastikan makanan yang dijual aman dan bebas dari bahan berbahaya,” ujar Dharma dalam keterangannya. Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih cermat dalam membeli takjil dengan memperhatikan kemasan, label, izin edar, serta kebersihannya.

Pemeriksaan ketat terhadap makanan di pasar takjil ini menjadi langkah konkret pemerintah dalam melindungi kesehatan masyarakat, terutama di bulan Ramadan. Konsumsi takjil merupakan tradisi yang tak terpisahkan dari momen berbuka puasa, namun keamanan pangan tetap harus menjadi prioritas utama.

Dengan adanya sidak ini, pemerintah berharap kesadaran pedagang dan konsumen terhadap pentingnya makanan sehat semakin meningkat. Masyarakat diimbau tidak hanya tergiur oleh tampilan dan harga, tetapi juga memastikan makanan yang dikonsumsi benar-benar aman. Sementara itu, BPOM Kediri akan terus memantau perkembangan kasus ini dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk langkah selanjutnya.

Baca Juga : Jagung dan Ketahanan Pangan: Ketua DPRD Blitar Dorong Kemandirian Petani

"Jika hasil laboratorium menunjukkan adanya kandungan formalin, tentu akan ada tindakan tegas sesuai aturan yang berlaku. Kami berharap langkah ini bisa meningkatkan kesadaran semua pihak akan pentingnya makanan yang sehat dan aman, terutama di bulan Ramadan," tegas Dharma. 

Langkah proaktif yang dilakukan pemerintah ini diharapkan menjadi peringatan bagi pedagang agar lebih berhati-hati dalam menjual produk makanan. Keamanan pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga semua pihak—dari produsen hingga konsumen. Ramadan seharusnya menjadi momentum untuk berbagi keberkahan, bukan ancaman kesehatan akibat pangan berbahaya.