JATIMTIMES - Jumlah orang telantar di Jawa Timur (Jatim) mencapai ribuan dalam setahun. Sepanjang 2024 saja, Dinas Sosial (Dinsos) Jatim memulangkan 1.905 orang terlantar ke berbagai daerah di Indonesia.
Kepala Dinsos Jatim Restu Novi Widiani melalui Ketua Tim Sub Substansi Penanganan Korban Bencana Sosial Liawati Suntiana menjelaskan,
faktor utama yang menyebabkan ketelantaran adalah alasan kehabisan bekal ketika di perjalanan hingga penipuan lowongan pekerjaan.
Baca Juga : Terapkan WFA demi Efisiensi, Kemenkum Jatim Pastikan Layanan Publik Tetap Optimal
Ada pula kasus korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Faktor ini terutama terjadi pada kasus-kasus yang disebabkan penipuan dari media sosial seperti Facebook.
“Seperti kasus 20 orang terlantar korban TPPO dari berbagai daerah pada akhir September 2024 lalu. Mereka diiming-imingi pekerjaan lewat Facebook, tapi pekerjaannya tidak sesuai,” papar Liawati, Jumat (14/2/2025).
Lebih lanjut, Liawati menjelaskan, penolakan dari pihak keluarga dan pemerintah daerah asal yang tidak mau memfasilitasi kebutuhan dan proses kepulangan OT (orang terlantar) adalah kendala besar bagi layanan ini. Dinsos Jatim kerap kali perlu meluangkan waktu untuk melakukan audiensi dengan Dinsos daerah asal orang terlantar.
“Di awal Desember 2024 lalu ada kasus OT yang didiagnosis berbagai penyakit dan penyandang disabilitas rungu wicara. Awalnya dikirim oleh Dinsos Kota Denpasar untuk ke Bogor, tapi dia ditelantarkan oleh pihak travel,” ungkapnya.
“Pihak keluarga pun menolak untuk menerima OT ini karena mereka sudah tidak berdomisili di Jabar. Beruntung, Dinsos Jabar akhirnya menerima OT tersebut untuk menjalani rehabilitasi lebih lanjut pada awal Januari ini,” lanjutnya.
Ia juga menambahkan bahwa Jabar menjadi daerah yang mendapat perhatian khusus, karena banyak warga dari provinsi tersebut mencari pekerjaan di daerah luar Jawa yang melintasi Jatim. Hal ini menyebabkan banyak dari mereka telantar dan akhirnya menjadi tanggung jawab Dinsos Jatim untuk memulangkan secara estafet baik melalui Dinsos DIY atau Dinsos Jateng.
Sejak tahun 2016 hingga 2024, Dinsos Jatim tercatat memulangkan 10.377 orang telantar ke berbagai daerah di Indonesia. Dengan Sistem Informasi Manajemen Pemulangan Orang Telantar yang Terintegrasi dan Teredukasi (Simlontar Rek), layanan pemulangan orang terlantar Dinsos Jatim terus meningkat dan menunjukkan keseriusan dalam menangani bencana sosial ketelantaran.
Pada 2016, Dinsos Jatim memulangkan 547 orang terlantar. Angka ini terus meningkat hingga mencapai 1.262 orang terlantar pada 2019. Namun, pada masa pandemi covid-19, jumlah pemulangan mengalami penurunan, yakni 816 pemulangan di 2020 dan 708 di 2021.
Baca Juga : Sangiran, Warisan Dunia: Perjalanan Fadli Zon Menelusuri Tapak Zaman
Sejak hadirnya Simlontar Rek, layanan pemulangan orang terlantar semakin optimal. Pada 2022, sebanyak 1.037 orang terlan berhasil dipulangkan, kemudian meningkat menjadi 1.644 orang di 2023, dan mencapai 1.905 orang terlantar di 2024.
Liawati memaparkan, salah satu syarat pemulangan orang terlantar adalah identitas mereka. Jika mereka tidak memiliki identitas akibat kehilangan atau alasan lain, Dinsos Jatim akan bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya untuk melakukan verifikasi biometrik.
“Yang menjadi syarat lainnya adalah surat keterangan telantar dari Dinsos kabupaten/kota atau Polsek tempat orang terlantar ditemukan. Hanya dua instansi itu yang bisa mengeluarkan surat tersebut,” jelas Liawati.
Sebagian besar orang terlantar dipulangkan secara estafet melalui Dinsos kabupaten/kota terdekat dari daerah asalnya atau melalui Dinsos provinsi jika harus melintasi provinsi. Contohnya, untuk pemulangan orang terlantar tujuan Kalimantan adalah melalui Dinsos Kalimantan Selatan, untuk tujuan Sulawesi dan Indonesia timur melalui Dinsos Sulawesi Selatan, lalu tujuan Bali, NTT, dan NTB adalah melalui Dinsos Bali.
Sedangkan tujuan Jateng, DKI Jakarta, dan Sumatera adalah melalui Dinsos Jateng. Sementara tujuan DIY dan Jabar adalah melalui Dinsos DIY. Namun, dalam kondisi tertentu, seperti orang terlantar yang rentan dan membutuhkan pendampingan lanjutan, Tim Simlontar Rek Dinsos Jatim akan memberikan pendampingan hingga tiba di Dinsos daerah asal atau pemerintah desa terdekat.