JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang masih menunggu kelanjutan rencana bantuan bagi peternak yang ternaknya mati akibat wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Rencana tersebut sebelumnya disampaikan oleh Pemerintah Pusat melalui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartanto.
Bantuan tersebut rencananya akan diberikan kepada peternak gurem atau peternak yang berskala kecil. Di mana bantuan diberikan senilai Rp 10 juta untuk satu ekor sapi yang mati, kambing dan domba Rp 1,5 juta serta ternak babi Rp 2 juta.
Namun hingga ini belum terlaksana lantaran masih membahas petunjuk teknis. Padahal bantuan ini sangat dinantikan peternak kecil yang merugi akibat wabah.
"Ganti rugi masih menunggu dari pusat. Saat ini informasi terakhir masih dibahas Juklak-Juknisnya. Kita belum bisa mengatakan karena turunnya kewenangan pemerintah pusat," ujar Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang, Eko Wahyu Widodo.
Pihak DPKH masih terus melakukan pendataan sembari melakukan penanganan pada sapi-sapi atau ternak yang terpapar PMK. Hingga saat ini, jumlah kasus ternak terpapar PMK sudah mencapai 19.500 ekor sapi.
DPKH mengklaim bahwa kesembuhan ternak sapi yang terpapar PMK juga terus meningkat. Menurutnya, saat ini hanya tinggal 2.000 ekor sapi yang masih dalam proses penyembuhan. Sedangkan dari jumlah yang terpapar, menurut Eko tercatat ada sebanyak 313 sapi yang mati.
"Kita sementara masih mendata saja, dari pusat belum memberikan informasi terkait itu. Yang penting kita data dan masih menunggu akan disampaikan. Menurut aturan bantuannya bersifat modal untuk peternak gurem," jelas Eko.
Baca Juga : 17 (Pitulasan) Ke-77: Pitulungan , Pituduh, Pitutur
Di sisi lain, pihaknya juga terus melakukan upaya untuk menekan penyebaran wabah hewan berkuku belah ini agar tidak semakin meluas. DPKH juga mengklaim bahwa vaksinasi pada ternak dinilai cup berdampak pada penanganan PMK. Saat ini vaksinasi PMK dosis pertama untuk sapi perah sudah mencapai 100 persen dari jatah 59.500 vaksin yang diterima.
"Untuk dosis kedua sapi perah mencapai 80 persen. Sementara vaksin tambahan untuk sapi potong dosis pertama masih berjalan. Sekitar 9.000 dari jatah 30.000 vaksin tambahan," pungkas Eko.