Pembayaran Digital QRIS di Sentra PKL Alun-alun Kota Batu Banyak yang Tak Difungsikan Optimal
Reporter
Prasetyo Lanang
Editor
Nurlayla Ratri
09 - Jul - 2025, 03:46
JATIMTIMES - Pedagang Kaki Lima (PKL) belum seluruhnya menggunakan Sistem pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Meski produk perbankan dalam negeri itu telah didorong oleh pemerintah, penerapannya belum optimal.
Menurut pantauan, di sentra PKL Pasar Laron Alun-alun Kota Batu mayoritas sudah memasang QR Code di stan pedagang. Namun, saat berbelanja, banyak di antara aplikasi QRIS pedagang tidak berfungsi maksimal untuk mendukung kemudahan transaksi pengunjung.
Baca Juga : Hotel Masih Lesu! PHRI Kota Batu Sebut Dampak Kebijakan Buka Blokir Anggaran Pemerintah Belum Signifikan
Beberapa pedagang beralasan bahwa QRIS tidak selalu digunakan pengunjung. Padahal, sering kali pedagang mengalami keterbatasan uang tunai untuk kembalian tunai.
Kondisi itu dibenarkan Kepala Seksi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumperindag) Kota Batu Andry Yunanto.
Dikatakannya, pedagang banyak yang memilih berusaha menyiapkan uang pecahan kecil untuk kebutuhan kembalian. Selain itu, para pelakunya merasa lebih mudah membelanjakan uang tunai untuk kebutuhan berdagang sehari-hari.
"Banyak yang sudah memasang QRIS di tempatnya berjualan. Tapi yang belum itu biasanya yang sudah usia, lebih memilih cash agar tidak repot saat mau belanja lagi," jelas Andry saat ditemui, belum lama ini.
Biasanya, para pedagang di alun-alun membelanjakan uang untuk kebutuhan bahan di Pasar Pagi. Andry menyebut, mereka merasa repot jika harus melakukan penarikan uang terlebih dahulu sebelum berbelanja bahan. Sehingga pedagang lebih banyak memilih menerima dan menggunakan uang tunai.
"Kalau uang di bank, maka mereka harus ke ATM bank dulu untuk ambil dan transaksi. Jadi sebenarnya memang kebutuhan uang cash kebih tinggi," tambahnya.
Senada, Ketua Umum Paguyuban PKL Alun-alun Kota Batu Puspita Herdi Sari menyampaikan jika sebenarnya sudah banyak pedagang menggunakan QRISsl. Yakni sekitar 70 persen dari jumlah keseluruhan yang mencapai ratusan orang. Namun penggunaannya masih mengalami kendala berkaitan dengan sumber daya manusia (SDM).
Baca Juga : Baca Selengkapnya