Kenali Kegawatan Migrain, Yuk Simak Penjelasan Dokter RSI Unisma
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Dede Nana
25 - Jun - 2025, 06:21
JATIMTIMES – Banyak orang masih menganggap migrain sebagai sakit kepala biasa yang bisa sembuh dengan istirahat atau obat warung. Padahal, migrain adalah salah satu jenis sakit kepala primer yang dapat mengganggu aktivitas bahkan memicu kondisi serius jika tak ditangani dengan tepat.
Menurut dr. Shinta Kusumawati, Sp.S, Dokter Spesialis Syaraf RSI Unisma, migrain bukanlah gejala dari penyakit lain, melainkan gangguan murni di area kepala, tepatnya di luar otak, sering kali disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah atau dipicu oleh faktor hormonal dan stres.
Baca Juga : Unisba Blitar Bekali 716 Mahasiswa KKN 2025, Rektor: Jadilah Pelopor, Bukan Sekadar Pengamat Sosial
“Migrain tidak berasal dari kelainan otak. Jadi ini betul-betul primer, bukan karena tekanan darah tinggi atau diabetes,” jelasnya.
Migrain biasanya menyerang separuh bagian kepala, terasa berdenyut, dan sering disertai mual hingga muntah. Gejala ini bisa berlangsung selama beberapa jam hingga maksimal 72 jam. Umumnya tidak disertai kelumpuhan atau gangguan bicara seperti pada penyakit saraf lain.

Ada dua tipe migrain utama: common migraine dan klasik migraine. Pada tipe klasik, gejala bisa diawali dengan penglihatan kabur, kesemutan, atau gangguan bicara yang muncul sebelum rasa sakit menyerang.
Meski sering dianggap remeh, migrain bisa berkembang menjadi kondisi darurat medis, terutama bila berlangsung lebih dari 72 jam tanpa henti. Kondisi ini disebut status migrainosus dan bisa membutuhkan penanganan intensif di rumah sakit.
“Bila keluhan tak membaik dengan obat biasa atau makin berat, segera periksa ke dokter. Jangan menunda, apalagi hanya mengandalkan obat warung yang dikonsumsi tanpa aturan,” tegas dr. Shinta.
Pemakaian obat pereda nyeri yang berlebihan justru dapat memicu medical overuse headache, kondisi di mana sakit kepala dipicu oleh konsumsi obat yang berlebihan, bukan oleh migrain itu sendiri.
Migrain paling sering menyerang perempuan usia produktif, dipengaruhi oleh fluktuasi hormon seperti saat menstruasi. Diperkirakan sekitar 80 persen penderita migrain adalah wanita. Namun, migrain juga bisa menyerang laki-laki, terutama dalam bentuk cluster headache yang berbeda mekanismenya.
“Kalau ada lansia yang tiba-tiba mengalami nyeri kepala mirip migrain, kita harus hati-hati...