Jejak Ingabehi Wira Patra: Penguasa Blitar di Era Amangkurat II
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Dede Nana
29 - Apr - 2025, 07:43
JATIMTIMES - Setelah wafatnya Adipati Arya Balitar di tangan Adipati Srengat Nilosuwarno, sejarah Kadipaten Balitar — yang kini kita kenal sebagai Blitar — memasuki periode yang kabur. Dalam berbagai sumber dokumen, wilayah ini kerap absen dari daftar resmi Kerajaan Mataram.
Namun, pada masa pemerintahan Sunan Amangkurat II (1677–1703) di Kesultanan Mataram, muncul secercah kejelasan. Nama Ingabehi Wira Patra, seorang pejabat Mataram yang menjadi penguasa Balitar, tercatat dalam laporan Francois Valentijn, pendeta sekaligus sejarawan VOC.
Baca Juga : Bupati Banyuwangi Gandeng Bank Jatim Gotong Royong Entaskan Kemiskinan
Catatan ini tidak hanya menegaskan eksistensi Balitar sebagai entitas politik, tetapi juga menjadi bukti penting atas dinamika wilayah Mancanegara Timur di bawah kekuasaan Amangkurat II.
Rekonstruksi Pemerintahan Balitar di Era Amangkurat II
Dalam Oud en Nieuw Oost-Indien (1724–1726), Valentijn menyusun daftar nama penguasa di wilayah pesisir Jawa dan Mancanegara Timur pada 1680–1684. Nama Ingabehi Wira Patra tercatat sebagai penguasa Blitar, sejajar dengan nama-nama penguasa lain seperti Tumenggung Wiradadaha (Pace), Ingabehi Katawangan (Berbek), dan Raden Mangoentapa (Kediri). Informasi ini menunjukkan bahwa Balitar berdiri sebagai satuan administratif tersendiri, meskipun mungkin berada di bawah pengawasan pusat kekuasaan Kediri atau Surabaya.
Di masa Amangkurat II, situasi politik Mataram cenderung tidak stabil. Pemberontakan Trunojoyo (1674–1680) menghancurkan infrastruktur kerajaan, memaksa Amangkurat II mengandalkan VOC untuk merebut kembali tahta.
Dalam kondisi ini, penguasa wilayah seperti Ingabehi Wira Patra memainkan peran ganda: mengelola wilayah sekaligus memastikan aliran hasil bumi ke pusat kerajaan. Pajak berupa benang katun, kulit kerbau, kayu, dan sendawa dari Balitar menunjukkan pentingnya wilayah ini sebagai pemasok sumber daya strategis bagi Mataram.
Balitar dan Srengat: Dua Wilayah, Satu Jejak yang Kabur
Hubungan antara Balitar dan Srengat di era ini tidak sepenuhnya jelas. Namun, berdasarkan catatan pajak hasil bumi pada 1704 (masa Amangkurat III), kedua wilayah ini tercatat sebagai penghasil komoditas penting. Kemungkinan besar, Balitar dan Srengat memiliki peran ekonomi yang saling melengkapi...