Sambil Gemetar Mantan Pasien Alami Dugaan Pelecehan Seksual di RS Malang, Cerita Awal Hendak Wisata
Reporter
Irsya Richa
Editor
A Yahya
16 - Apr - 2025, 04:09
JATIMTIMES - Mantan pasien rumah sakit swasta di Kota Malang, Qorry Aulia Rachmah (31) warga Bandung, Jawa Barat membagikan pengalaman kelam yakni pelecehan yang dilakukan seorang dokter umum saat masih menjalani perawatan di kamar rawat inap pada 2022 silam. Meski diam 2,5 tahun, akhirnya korban memberanikan diri untuk melangkah membawa kasus ini ke jalur hukum.
Dengan perasaan yang gemetar secara langsung Qorry menceritakan secara rinci kisah kelamnya yang terjadi pada 27 September 2022 saat itu usianya 29 tanun. Lewat sambungan seluler Qorry yang saat ini ada di Bandung, mengatakan jika keinginannya datang ke Kota Malang saat itu adalah untuk liburan.
Baca Juga : Kabar Duka, Pengacara Hotma Sitompoel Meninggal Dunia
Ya, kebetulan saat itu Qorry punya teman di Kota Malang. Karena itu ia memutuskan untuk pergi seorang diri ke Kota Malang. Sesampainya di sana, Qorry menyewa vila.
“Sampai di Malang itu memang aku ini orangnya ringkihan atau sakit-sakitan, di 26 September aku masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD), yang aku cari digoogle rumah sakit swasta terbaik di Kota Malang ya ini,” ungkap Qorry, Rabu (16/4/2025).
Qorry pun memutuskan saran rumah sakit swasta terbaik yang didapatkannya dari googling. Dini hari bertemu dengan dokter umum diduga pelaku pelecehan seksual tersebut.
Kemudian Qorry pun mendapatkan infus dan mengikuti beberapa prosedur yang diminta dari IGD tersebut. Selanjutnya Qorry diminta melakukan rontgen oleh dokter terduga pelaku pelecehan seksual berinisial AY, karena mengalami sinusitis dan vertigo.
“Cuman kata dokternya wajib dirontgen. Terus selagi dirontgen nunggu diinfus sampai habis, ternyata hasil belum keluar dokter bilang untuk meninggalkan nomor handphone di meja suster, nanti pihak rumah sakit akan menghubungi,” terang Qorry.
Kemudian Qorry pun pulang ke vila yang disewanya. Namun sesampainya di vila, Qorry tidak merasa membaik, sehingga memutuskan untuk kembali ke rumah sakit tersebut.
“Waktu itu dokter itu sudah ngechat WhatsApp ngabarin hasilnya baik-baik saja. Aku kira cuman sebatas itu dan syok juga, karena kok bisa dokternya langsung hubungi bukan admin atau suster tapi yauda,” tambah Qorry.
Chat itu berlanjut secara intens, karena dokter AY mengetahui jika ia masuk kembali ke rumah sakit tersebut. Saat membali masuk ke IGD, dokter yang menanganinya saat itu bukan AY. Sebab saat itu jam dinasnya sudah habis...