Meluruskan Sejarah: Raden Patah Tidak Pernah Menyerang Majapahit

Reporter

Aunur Rofiq

Editor

Yunan Helmy

11 - Apr - 2025, 07:26

Ilustrasi Raden Patah, pendiri Kesultanan Demak dan putra Raja Majapahit Dyah Kertawijaya. (Foto : AI generated/JatimTIMES)


JATIMTIMES - Sejarah sering ditafsirkan berdasarkan kepentingan politik dan ideologi yang berkembang dalam suatu zaman. Salah satu narasi yang berkembang luas dalam historiografi Jawa adalah bahwa Raden Patah, pendiri Kesultanan Demak, dianggap sebagai sosok yang menggulingkan Majapahit melalui serangan militer. Namun, berdasarkan kajian kronologis dan sumber-sumber sejarah yang tersedia, klaim ini tampaknya tidak memiliki dasar yang kuat.

Fakta sejarah menunjukkan bahwa kejatuhan Majapahit pada 1478 Masehi bukanlah akibat serangan dari Demak, melainkan hasil dari konflik internal di dalam tubuh Majapahit sendiri. Bhre Kertabhumi, penguasa terakhir Majapahit yang berkedudukan di Trowulan, justru digulingkan oleh Dyah Ranawijaya Girindrawarddhana, penguasa Kediri yang kemudian memproklamasikan diri sebagai penerus Majapahit di pedalaman.

Baca Juga : Pemkab Bondowoso Gelar Halal Bihalal, Bupati Ajak ASN Perkuat Ukhuwah dan Profesionalitas

Raden Patah, yang menguasai Demak Bintara, justru muncul sebagai salah satu penerus kebudayaan Jawa yang kemudian membangun pusat kekuatan baru di pesisir utara Jawa.

Raden Patah: Putra Dyah Kertawijaya, Pewaris Majapahit?

Raden Patah adalah sosok sentral dalam Islamisasi Jawa dan pendiri Kesultanan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa. Namun, asal-usulnya masih menjadi perdebatan. Historiografi Jawa menyebutnya sebagai putra Prabu Brawijaya, tetapi siapa sebenarnya raja Majapahit yang dimaksud?

Sumber sejarah seperti Pararaton dan Prasasti Waringin Pitu lebih mendukung bahwa ayah Raden Patah adalah Dyah Kertawijaya (Brawijaya V, 1447–1451), bukan Bhre Kertabhumi (Brawijaya IX, 1468–1478) seperti yang banyak disebut dalam babad. Dyah Kertawijaya adalah raja ketujuh Majapahit dari garis keturunan langsung Raden Wijaya dan wafat akibat perebutan kekuasaan, yang mempercepat disintegrasi kerajaan.

Dyah Kertawijaya adalah putra Wikramawardhana, raja Majapahit yang bertakhta dari 1389 hingga 1429. Ia merupakan saudara Suhita, maharani Majapahit yang berkuasa dari 1429 hingga 1447. Saat Suhita wafat tanpa keturunan, Dyah Kertawijaya naik takhta menggantikannya, menjadikannya raja ketujuh Majapahit dari garis keturunan Raden Wijaya.

Dalam silsilah Wangsa Rajasa, Dyah Kertawijaya memiliki gelar Bhre Tumapel sebelum menjadi raja. Gelar ini menunjukkan bahwa sebelum naik takhta, ia kemungkinan besar memerintah salah satu daerah vasal Majapahit...

Baca Selengkapnya


Topik

Serba Serbi, Raden Patah, Kesultanan Demak, keruntuhan Majapahit,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette