Rata-Rata Lama Tinggal 2,86 Hari, Wisatawan Kota Batu Rogoh Kocek Rp 6,2 Juta
Reporter
Irsya Richa
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
13 - Dec - 2025, 05:55
JATIMTIMES - Di balik ramainya destinasi wisata dan padatnya arus kunjungan sepanjang 2025, wisatawan yang datang ke Kota Batu ternyata menghabiskan rata-rata Rp 6,2 juta setiap perjalanan. Data ini terungkap lewat survei digital Disparta yang memetakan pola belanja selama setahun penuh.
Survei ini menggunakan metode kuesioner melalui WA Blast kepada 1.000 responden. Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Ony Ardianto, mengatakan angka tersebut dihitung berdasarkan rata-rata lama tinggal wisatawan yakni 2,86 hari.
Baca Juga : Kronologi Kecelakaan Maut Rombongan Wisatawan Asal Jakarta Timur di Tol Malang-Pandaan
Dengan demikian, estimasi pengeluaran harian mencapai Rp 2,1 juta per orang. Pengeluaran ini mencakup seluruh aktivitas wisatawan.
“Pengeluaran ini mulai dari tiket destinasi wisata, hotel, kuliner, transportasi, hingga belanja oleh-oleh dan berbagai jasa pendukung seperti toilet berbayar serta parkir,” ungkap Ony, Sabtu (13/12/2025).
Menurutnya, data ini menjadi bukti kuat bahwa sektor pariwisata memiliki kontribusi besar terhadap perputaran ekonomi Kota Batu. Ia menambahkan, penggunaan sistem survei digital memungkinkan proses pengumpulan data berlangsung lebih cepat, akurat, dan mudah disesuaikan dengan kebutuhan pemetaan lapangan.
Ony menyebut temuan tersebut akan menjadi pijakan penting bagi pemerintah untuk menentukan arah pengembangan pariwisata, termasuk peningkatan kualitas destinasi dan infrastruktur yang lebih ramah wisatawan. Dengan belanja wisatawan yang tinggi, peluang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah sangat terbuka.
Baca Juga : Total Hadiah Rp 114 Juta, Pemkot Kediri Siapkan Apresiasi Maksimal di Gerak Jalan Napak Tilas Kediri–Bajulan
"Kami akan fokus pada peningkatan mutu destinasi, perbaikan konektivitas, serta pengembangan event agar wisatawan tinggal lebih lama,” terang mantan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Batu ini.
Survei ini juga menjadi rujukan awal Disparta dalam merancang strategi promosi dan pengembangan layanan pada 2026, termasuk kolaborasi dengan pelaku industri wisata untuk mendorong pengalaman berkunjung yang lebih berkualitas.
