Inilah 5 Crypto Layer-1 Solid untuk Investasi Jangka Panjang di 2025
Reporter
Publisher Jatim Times
Editor
Yunan Helmy
13 - Nov - 2025, 08:25
Di tengah kondisi pasar crypto yang semakin kompetitif, investor jangka panjang kini cenderung memilih aset dengan fundamental kuat dan struktur teknologi yang kokoh. Salah satu kategori yang tetap menjadi tulang punggung industri ini adalah Layer-1 blockchain, yaitu jaringan utama tempat berbagai proyek DeFi, NFT, dan Web3 dibangun.
Aset Layer-1 dinilai lebih tahan terhadap volatilitas karena memiliki fungsi dasar dalam ekosistem blockchain itu sendiri. Namun jika kamu ingin trading, maka kombinasi BTC USDT trading dengan riset pada aset-aset Layer-1 bisa memberikan keuntungan lebih optimal.
Baca Juga : Lebih dari Dua Ratus Rider Tampil Dalam Banyuwangi BMX Supercross 2025
Untuk mendapatkan potensi keuntungan maka kamu harus menggunakan aplikasi trading futures crypto terpercaya. Namun metode ini memiliki resiko yang besar. Namun jika tidak ingin ambil resiko maka kamu bisa melakukan investasi.
Terdapat beberapa platform yang telah mendukung trading futures crypto di Indonesia yang menyediakan fitur leverage dan fitur charting yang lengkap serta cocok untuk trader profesional salah satunya Pintu Futures dan beberapa platform crypto lain.
Pintu Futures adalah fitur trading derivatif di aplikasi Pintu yang memungkinkan pengguna untuk memperdagangkan kontrak berjangka aset crypto dengan leverage hingga 25x. Dengan antarmuka yang simpel, dukungan leverage tinggi, stop order, limit order, serta biaya trading kompetitif, Pintu Futures cocok untuk trader pemula maupun profesional.
5 Crypto Layer 1 Cocok Untuk Investasi
Berikut 5 aset crypto layer-1 paling solid di 2025 lengkap dengan analisis fundamental dan teknikal terbarunya, diantaranya adalah:
1. Bitcoin (BTC): Fondasi Desentralisasi yang Tak Tergantikan
Bitcoin tetap menjadi simbol utama kekuatan pasar crypto. Dengan kapitalisasi pasar lebih dari US$2 triliun, BTC tidak hanya berperan sebagai emas digital, tetapi juga pondasi utama dari seluruh industri blockchain.
Dari sisi fundamental, perkembangan Lightning Network membuat transaksi mikro menjadi jauh lebih cepat dan efisien. Bitcoin juga mulai dipakai dalam instrumen keuangan berbasis derivatif, termasuk ETF spot yang kini disetujui di berbagai negara.
Harga BTC saat ini bergerak di kisaran US$ 104.000, dengan area support kuat di US$100.000 dan resistance di US$110.000. Pola ascending triangle di chart harian menunjukkan potensi breakout ke atas jika volume terus meningkat.
2. Ethereum (ETH): Raja DeFi dan Smart Contract
Ethereum terus menjadi pusat inovasi dunia crypto berkat perannya sebagai pionir smart contract. Setelah migrasi ke mekanisme Proof of Stake (PoS), jaringan ini berhasil mengurangi konsumsi energi hingga 99%.
Fundamental ETH diperkuat oleh ratusan proyek DeFi seperti Aave, Lido, dan Uniswap yang bergantung pada infrastrukturnya. Pembaruan besar Ethereum “Fusaka” Upgrade juga dijadwalkan selesai pada akhir 2025, yang akan mempercepat throughput dan menekan biaya gas lebih rendah.
Analisis teknikal ETH (November 2025):
ETH bergerak di sekitar US$3.450, dengan area support di US$3.200 dan resistance di US$3.700. Chart mingguan menunjukkan pola cup and handle yang biasanya mengindikasikan potensi kenaikan lanjutan. MACD menunjukkan sinyal bullish crossover, sementara RSI di angka 61 menandakan potensi momentum lanjutan ke area US$4.000–4.200 jika volume beli meningkat.
3. Binance Coin (BNB): Ekosistem Serbaguna dengan Pengguna Terbesar
BNB adalah token utama dalam ekosistem Binance Smart Chain (BSC), jaringan yang memiliki kecepatan transaksi tinggi dan biaya gas rendah. Dengan kapitalisasi pasar sekitar US$95 miliar, BNB mendukung berbagai aktivitas seperti staking, launchpad, hingga game Web3.
Binance juga terus memperluas integrasi dengan jaringan lintas-chain melalui BNB Greenfield dan opBNB, dua inovasi yang meningkatkan skalabilitas dan efisiensi penyimpanan data terdesentralisasi.
Analisis teknikal BNB (November 2025):
Pada November 2025, harga BNB bergerak di kisaran US$990–US$1.000 dengan tren konsolidasi setelah reli Oktober. Secara teknikal, support kuat berada di US$900–US$950, sementara resistance utama di US$1.100–US$1.140.
Jika harga mampu menembus resistance tersebut, potensi kenaikan menuju US$1.200–US$1.250 terbuka, namun bila support gagal bertahan, BNB bisa turun ke US$850. Indikator RSI berada di level netral sekitar 55, menunjukkan pasar belum jenuh beli atau jual, sedangkan MACD mulai melemah, menandakan momentum bullish menurun.
MA200 harian masih berada di bawah harga, menandakan tren jangka menengah tetap positif. Volume perdagangan yang menurun menandakan fase akumulasi sebelum pergerakan besar berikutnya. Secara keseluruhan, BNB berpotensi bullish selama bertahan di atas US$950, namun trader disarankan tetap waspada terhadap volatilitas dan menunggu konfirmasi breakout untuk posisi baru.
4. Solana (SOL): Transaksi Super Cepat untuk Masa Depan Web3
Solana menjadi sorotan berkat performa jaringannya yang sangat cepat dan biaya transaksi yang rendah. Dengan kapasitas lebih dari 60.000 TPS (transaction per second), Solana menjadi basis bagi ribuan proyek DeFi, NFT, hingga game Web3 seperti Star Atlas dan StepN.
Baca Juga : Revitalisasi Nilai Pancasila, Bakesbangpol Kota Blitar Gelar Lomba Cerdas Cermat Antar-SMP Negeri
Kelebihan utamanya ada pada kombinasi Proof of History (PoH) dan Proof of Stake (PoS) yang membuat sinkronisasi jaringan lebih efisien. Meski sempat mengalami downtime di tahun-tahun sebelumnya, kini Solana telah mengimplementasikan peningkatan node yang membuatnya jauh lebih stabil.
Pada November 2025, Solana (SOL) diperdagangkan di kisaran US$180–US$200, menunjukkan fase konsolidasi setelah reli kuat pada Oktober. Secara teknikal, support utama berada di US$170, sementara resistance kunci di US$210.
Indikator RSI sekitar 58, menandakan momentum bullish masih moderat. MACD menunjukkan potensi crossover bullish, memperkuat peluang kenaikan jika volume meningkat. Selama harga bertahan di atas MA50, tren jangka menengah tetap positif.
Jika breakout di atas US$210 terjadi, target berikutnya ada di US$230, namun kegagalan menahan US$170 bisa memicu koreksi menuju US$150.
5. Cardano (ADA): Blockchain Akademis dengan Visi Jangka Panjang
Cardano adalah proyek Layer-1 dengan pendekatan berbasis riset akademis dan validasi ilmiah. Protokolnya, Ouroboros Proof of Stake, dikembangkan dengan fokus pada efisiensi energi dan keamanan tinggi.
Cardano juga memperkenalkan Hydra Scaling Solution, yang memungkinkan jaringan memproses hingga 1 juta transaksi per detik di masa depan. Selain itu, pengembangan interoperabilitas DeFi dan proyek identitas digital Atala PRISM memperkuat posisi ADA sebagai aset fundamental jangka panjang.
Pada November 2025, Cardano (ADA) bergerak di kisaran US$0,42–US$0,48, menunjukkan fase konsolidasi setelah tekanan jual di awal bulan. Support utama berada di US$0,40, sementara resistance kuat di US$0,50.
Indikator RSI di level 55 menandakan momentum netral dengan potensi rebound. MACD mendekati titik persilangan bullish, mengindikasikan peluang kenaikan jangka pendek. Selama harga bertahan di atas MA100, struktur pasar tetap positif.
Jika menembus US$0,50, ADA berpotensi menuju US$0,56, namun bila turun di bawah US$0,40, risiko koreksi ke US$0,35 akan meningkat. Itulah 5 aset layer 1 yang masih menjadi tulang punggung utama ekosistem crypto.
Masing-masing memiliki kekuatan unik. Bitcoin sebagai penyimpan nilai, Ethereum sebagai pusat smart contract, BNB sebagai ekosistem multifungsi, Solana sebagai blockchain tercepat, dan Cardano sebagai proyek berbasis riset jangka panjang.
Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif.
Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.
