Pangeran Benawa II: Pewaris Jaka Tingkir yang Tersingkir oleh Sejarah
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Yunan Helmy
11 - Jul - 2025, 08:50
JATIMTIMES - Pada simpang sejarah antara Majapahit yang runtuh dan Mataram yang bangkit, terbentang narasi panjang tentang tokoh-tokoh yang menjadi penentu arah zaman. Salah satunya adalah Pangeran Benawa II —sosok aristokrat berdarah raja yang kerap absen dalam panggung utama historiografi Jawa.
Dalam naskah-naskah resmi keraton, nama Benawa II tenggelam di balik kilau tokoh seperti Panembahan Senapati atau Sultan Agung. Namun jejaknya, yang membentang lebih dari tiga dekade dalam struktur kekuasaan lokal Jawa, mencerminkan pergulatan antara kekuatan darah biru, spiritualitas Islam, dan tekanan kekuasaan sentralistik Mataram.
Darah Majapahit dan Napas Wali: Silsilah Agung Benawa II
Baca Juga : Jejak Sunyi Sang Perawi: Imam Al-Bukhari, Cahaya Ilmu yang Diuji dengan Fitnah
Pangeran Benawa II lahir dari trah yang menyatukan dua poros besar dalam sejarah Jawa: Majapahit dan Wali Songo. Ia adalah putra Pangeran Benawa I, sultan ketiga Kesultanan Pajang, dan cucu langsung dari Sultan Hadiwijaya atau Jaka Tingkir —pendiri Pajang dan simbol transisi kekuasaan dari Demak ke pedalaman Jawa. Jalur ayahnya menyambung ke Ki Ageng Pengging (Raden Kebo Kenanga), penguasa Pengging yang menikah dengan Rara Alit, putri dari Pangeran Gugur, salah seorang putra Prabu Brawijaya V dari Majapahit. Dari pasangan ini lahirlah Mas Karebet alias Jaka Tingkir.
Jaka Tingkir tumbuh dalam asuhan spiritual para tokoh besar: Sunan Kalijaga, Ki Ageng Selo, Ki Ageng Tingkir, dan Ki Ageng Butuh. Pendidikan sufistiknya membentuk karakter kepemimpinannya yang memadukan kekuatan militer dan legitimasi spiritual. Ia kemudian menikah dengan Ratu Mas Cempaka, putri Sultan Trenggana dari Demak dan cucu perempuan Sunan Kalijaga dan Siti Zaenab (putri Syekh Siti Jenar). Dari pernikahan ini lahir Pangeran Benawa I, ayah dari Benawa II.
Dengan demikian, Pangeran Benawa II merupakan cicit Prabu Brawijaya V, cucu Sultan Hadiwijaya, dan buyut spiritual Sunan Kalijaga. Ia adalah simpul darah antara Majapahit, Demak, dan Walisongo.
Jipang Panolan dan Pajang: Dua Panggung Kekuasaan
Setelah ayahnya naik takhta menggantikan Arya Pangiri pada 1586, Benawa II diangkat sebagai Adipati Jipang Panolan. Kawasan ini, yang terletak di tepi Bengawan Solo, merupakan salah satu pusat perdagangan dan spiritualitas penting di wilayah timur Jawa. Selama lima belas tahun, Benawa II membangun basis kekuasaan di sana...