RT Sosrodirejo: Bupati Berbek yang Menurunkan Dinasti Bupati Blitar
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Yunan Helmy
02 - Apr - 2025, 03:51
JATIMTIMES - Dalam kajian historiografi, keberlanjutan kepemimpinan di suatu daerah mencerminkan kesinambungan kebijakan dan dinamika sosial-politik yang berkembang seiring waktu. Salah satu tokoh yang memainkan peran penting dalam kesinambungan pemerintahan di wilayah Kediri dan Blitar adalah Raden Tumenggung (RT) Sosrodirejo, bupati Berbek periode 1832–1843.
Meskipun catatan administratif tentang kebijakannya tidak banyak tersedia, warisan kepemimpinannya dapat ditelusuri dari integrasi wilayah Berbek, Nganjuk, dan Kertosono serta dari keturunannya yang berperan besar dalam pemerintahan di Blitar.
Akar Genealogis: Dari Gowa ke Berbek
Baca Juga : Minyak vs Mentega, Mana yang Lebih Baik? Ini Kata Ahli Gizi IPB
Raden Tumenggung Sosrodirejo, bupati Berbek periode 1832–1843, bukan sekadar seorang pejabat kolonial dalam sistem Pangreh Praja, tetapi juga bagian dari jaringan aristokrasi yang menghubungkan berbagai pusat kekuasaan di Nusantara. Sebagai adik kandung Raden Tumenggung Sosrokusumo I, atau lebih dikenal sebagai Kanjeng Jimat, ia mewarisi garis keturunan yang tidak hanya terkait dengan Dinasti Mataram, tetapi juga dengan Kesultanan Gowa, Kesultanan Bima, dan wilayah-wilayah penting lainnya di Nusantara.
Dalam historiografi Jawa, hubungan genealogis antara elite lokal dan kerajaan besar memainkan peran sentral dalam pembentukan identitas politik dan sosial mereka. Sosrodirejo dan Kanjeng Jimat memiliki hubungan nasab yang kuat dengan Kerajaan Gowa di Sulawesi Selatan melalui jalur Karaeng Nobo, salah satu putra Raja Gowa.
Karaeng Nobo menikah dengan Nyai Karaeng Nobo, putri Ratu Mas Sigit, yang merupakan adik Sultan Agung dari Kesultanan Mataram. Pernikahan ini menghasilkan keturunan yang menjadi perantara antara kekuasaan Islam di Gowa dan struktur politik Mataram. Dari pasangan ini lahir dua sosok penting: Nyai Ageng Datuk Sleman dan Ki Ageng Sontoyudo II.
Nyai Ageng Datuk Sleman kemudian menikah dengan Kyai Datuk Sleman, putra Raja Bima dari Nusa Tenggara Barat. Dari pernikahan ini lahir Nyai Ageng Derpoyudo, yang kelak menjadi bagian dari jaringan elite di Jawa bagian tengah dan timur. Sementara itu, putri kedua Karaeng Nobo, Nyai Ageng Wiroyudo, menikah dengan Ki Ageng Wiroyudo, putra Ki Ageng Sontoyudo II, dan dari keturunan mereka lahirlah tokoh-tokoh penting, termasuk Nyai Ageng Honggoyudo dan Raden Tumenggung Sosronegoro I, Bupati Grobogan...