Aneka Warna Untuk Tradisi Idul Fitri dan Halal Bihalal
Reporter
Pipit Anggraeni
Editor
Redaksi
27 - Mar - 2025, 08:34
JATIMTIMES - Lebaran menjadi momen penting setelah sebulan penuh puasa. Salah satu tradisi khas Idul Fitri di Indonesia adalah halal bihalal. Halal bihalal dilakukan sebagai ajang silaturahmi dan saling bermaafan antara keluarga, kerabat, rekan kerja, serta masyarakat luas. Istilah ini berasal dari bahasa Arab, namun konsepnya berkembang secara khas dalam budaya Indonesia karena mencerminkan nilai-nilai Islam tentang pentingnya menjaga hubungan baik. Halal bihalal telah menjadi tradisi yang umum di seluruh Indonesia, baik di lingkungan keluarga, instansi pemerintahan, hingga komunitas masyarakat.
Dalam bulan suci Ramadan lebih dari sekadar menahan lapar dan haus, tapi juga waktu untuk membersihkan hati. Rumah yang bersih dan nyaman akan membawa ketenangan bagi penghuninya. Sama seperti kita membersihkan hati selama ramadan dan lebaran, rumah juga perlu dirawat agar tetap indah dan harmonis. Berikut adalah inspirasi warna untuk memperbarui interior eksterior rumah sesuai tradisi Idul Fitri di berbagai daerah di Indonesia:
Baca Juga : Tradisi Unik Lebaran di Berbagai Negara, Ada Yang Dirayakan sampai 3 Hari
Meugang di Aceh
Tradisi Meugang dilakukan dengan menyembelih sapi atau kambing, lalu dagingnya dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan orang yang membutuhkan. Warna yang cocok untuk mencerminkan tradisi ini adalah merah bata, karena melambangkan semangat, kehangatan, dan kebersamaan yang erat masyarakat Aceh.
Grebeg Syawal di Yogyakarta
Grebeg Syawal adalah tradisi yang diselenggarakan oleh Keraton Yogyakarta sebagai wujud syukur atas berakhirnya bulan Ramadhan dan limpahan rezeki dari hasil bumi. Dalam prosesi ini, gunungan berisi aneka hasil bumi diarak dan diperebutkan oleh masyarakat sebagai simbol keberkahan. Warna hijau zamrud yang mencerminkan kesejahteraan dan kedekatan dengan alam cocok mewakili tradisi ini.
Perang Topat di Lombok
Perang Topat adalah tradisi masyarakat Lombok (khususnya di Narmada) dalam merayakan Lebaran dengan saling melempar ketupat sebagai simbol persaudaraan, kebahagiaan, serta rasa syukur atas berkah yang diberikan Tuhan. Warna cat yang sesuai dengan semangat tradisi ini adalah kuning keemasan, yang mencerminkan kemakmuran dan keceriaan dalam kebersamaan.
Bakar Gunung Api di Bengkulu
Bengkulu memiliki tradisi unik bernama Bakar Gunung Api yang dilakukan pada malam takbiran. Masyarakat membakar tumpukan batok kelapa dan kayu di depan rumah atau di jalan sebagai simbol kegembiraan dalam menyambut Idul Fitri...