Produksi Padi di Kota Malang Turun 18 Persen, BPS Ingatkan Pentingnya Antisipasi Ketahanan Pangan Lokal
Reporter
Irsya Richa
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
04 - Dec - 2025, 04:07
JATIMTIMES - Produksi padi di Kota Malang pada tahun 2025 diperkirakan mengalami penurunan cukup signifikan. Berdasarkan hasil Survei Kerangka Sampel Area (KSA) yang diamati hingga September 2025, luas panen dan produksi padi turun dibandingkan tahun sebelumnya.
Kondisi ini dinilai harus menjadi perhatian dalam menjaga ketahanan pangan di Kota Malang. Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, mengatakan bahwa pada 2025 total luas panen diperkirakan hanya mencapai 1.354,25 hektare, turun 256,66 hektare atau 15,93 persen dari 2024.
Baca Juga : DPRD Jatim Dorong Pembangunan Pabrik Pakan Ayam Murah untuk Selamatkan Peternak Kecil
“Dari hasil pengamatan kami, produksi padi di tahun 2025 dalam bentuk gabah kering giling diproyeksikan sebesar 8.557,75 ton, atau turun hampir 2.000 ton dibandingkan tahun 2024. Jika dikonversikan menjadi beras konsumsi, angkanya hanya sekitar 4.941,41 ton,” ujar Umar.
Penurunan ini berdampak langsung pada hasil produksi. Penurunan sebagian besar dipengaruhi perubahan waktu puncak panen yang tahun ini terjadi lebih cepat, yakni pada bulan Juni, serta berkurangnya luas lahan panen di beberapa periode.
Puncak panen pada Juni 2025 tercatat hanya 193,51 hektare, menurun 49,65 hektare dibandingkan Juni 2024. Realisasi panen Januari sampai September juga melemah sekitar 6,25 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
“Sedangkan potensi panen pada akhir tahun belum menunjukkan pemulihan yang signifikan,” tambah Umar.
Produksi beras tertinggi pada 2025 tercatat bulan Juni sebesar 735,22 ton, sementara produksi terendah terjadi pada Agustus dengan angka 178,68 ton. Pola ini serupa dengan tahun 2023 di mana musim kemarau panjang berdampak pada minimnya hasil panen.
Baca Juga : Penjualan Tiket KA Nataru Meningkat, Keberangkatan Stasiun Surabaya Pasarturi Terfavorit
Umar mengingatkan bahwa meskipun Kota Malang bukan wilayah sentra produksi padi yang besar, tren penurunan tetap harus diantisipasi oleh pemerintah daerah, mengingat beras merupakan kebutuhan pokok yang dikonsumsi masyarakat setiap hari.
“Kami berharap data ini menjadi dasar evaluasi bersama, terutama dalam memperkuat suplai pangan dari luar daerah dan memastikan ketersediaan beras tetap terjaga bagi penduduk Kota Malang,” tegas Umar.
