Pameran Edukatif 5 Anti di SMK Islam Kanigoro: Unisba Blitar Perkuat Gerakan Sekolah Ramah Anak
Reporter
Aunur Rofiq
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
19 - Nov - 2025, 10:11
JATIMTIMES - SMK Islam Kanigoro kembali menegaskan komitmennya sebagai sekolah yang adaptif terhadap perkembangan teknologi sekaligus peduli pada pembentukan karakter peserta didik.
Hal itu tampak dalam kegiatan Sosialisasi dan Pembuatan Poster Edukatif menggunakan Canva yang digelar pada Selasa, 11 November 2025, melalui program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) bekerja sama dengan Unisba Blitar. Kegiatan yang dikemas dalam tajuk “Pameran Edukatif 5 Anti: Wujudkan Generasi Peduli dan Saling Hormat” ini menjadi panggung bagi siswa untuk menyalurkan kreativitas sambil mengampanyekan budaya sekolah yang aman dan ramah anak.
Baca Juga : TITIRASI 2025: Seniman Malang Padukan Zodiak dan Wayang, Angkat Batik dari Stigma Usang
Ketua PKM, Desy Anindia Rosyida, S.Pd, M.Pd.I, menjelaskan bahwa pameran ini dirancang sebagai media edukasi yang relevan dengan tantangan sosial generasi muda. Ia menyampaikan bahwa para siswa diarahkan memanfaatkan platform desain digital Canva untuk membuat poster kampanye terkait 5 Anti: anti perundungan, anti kekerasan seksual, anti intoleransi, anti narkoba, dan anti korupsi. Menurutnya, pendekatan kreatif ini terbukti lebih mudah diterima remaja karena dekat dengan keseharian mereka yang aktif dalam dunia digital.
“Melalui Canva, siswa bisa menyampaikan pesan moral dengan cara yang menarik dan mudah dipahami teman sebaya,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa workshop dan pendampingan dilakukan oleh guru serta tim siswa yang sudah mahir dalam desain digital agar proses pembelajaran berjalan efektif.
Kepala SMK Islam Kanigoro, Dr. H. Puji Wiyanto, M.Pd, menyebut penggunaan teknologi digital dalam pendidikan karakter sebagai langkah strategis. Ia menilai bahwa pendidikan masa kini menuntut integrasi keterampilan teknologi dengan nilai moral agar pembentukan karakter dapat berjalan seimbang.
“Canva memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan kepedulian sosial mereka secara kreatif. Mereka belajar mendesain sekaligus menguatkan pesan penting untuk kehidupan bermasyarakat,” tuturnya.
Selama kegiatan berlangsung, siswa berlatih mengolah warna, tipografi, ikon, dan ilustrasi agar pesan 5 Anti tersampaikan secara kuat dan komunikatif. Karya-karya mereka kemudian dipamerkan dalam stan-stan pameran yang menarik perhatian ratusan pengunjung, mulai dari siswa, guru, orang tua, hingga tokoh masyarakat. Pameran ini menjadi ruang dialog visual yang menyegarkan antara dunia pendidikan dan isu-isu sosial kontemporer.
Salah satu peserta, Maya, siswi kelas XI, mengaku antusias mempraktikkan langsung pembuatan poster digital. Ia mengatakan bahwa biasanya hanya melihat poster kampanye sosial di media sosial, namun kali ini ia dapat menciptakan karyanya sendiri. “Kami bisa mengampanyekan nilai saling menghormati serta anti kekerasan melalui karya digital yang kami buat sendiri,” ujarnya.
Baca Juga : Prostitusi Terselubung Libatkan Anak, Puguh DPRD Jatim Dorong Edukasi Berkelanjutan
Sementara itu, anggota PKM, Ida Putriani, S.Pd, M.Pd, menilai kegiatan ini sebagai momentum penting untuk memperkuat literasi digital siswa. Ia menyebut bahwa kemampuan membaca dan mengolah informasi visual merupakan kebutuhan utama remaja saat ini, terutama di tengah derasnya arus informasi digital. Menurutnya, siswa perlu dibekali kecakapan untuk memahami isu sosial secara kritis agar tidak mudah terpengaruh oleh konten negatif.
“Anak-anak sekarang hidup dalam banjir informasi. Karena itu, mereka harus mampu memilah mana yang benar dan mana yang menyesatkan,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa kegiatan berbasis desain digital seperti ini dapat menjadi sarana efektif untuk membangun cara berpikir kritis sekaligus membiasakan siswa bersikap lebih peka terhadap isu sosial di sekitar mereka.
Pameran Edukatif 5 Anti ditutup dengan sesi evaluasi dan penyerahan penghargaan bagi karya terbaik versi juri dan pilihan pengunjung. Pihak sekolah menyatakan akan menjadikan kegiatan berbasis digital seperti ini sebagai agenda rutin, sejalan dengan semangat membangun generasi muda yang peduli, kreatif, dan saling menghormati. Kolaborasi SMK Islam Kanigoro dan Unisba Blitar ini diharapkan menjadi model penguatan budaya sekolah ramah anak yang dapat direplikasi di lembaga pendidikan lainnya.
