UIN Maliki Malang Mulai TOT Moderasi Beragama: Dosen Muda Disiapkan Jadi Teladan Keberagaman

Editor

Dede Nana

17 - Nov - 2025, 07:45

Training of Trainer (TOT) Moderasi Beragama kerjasama Pusbangkom MKMB BMBPSDM resmi dibuka (ist)


JATIMTIMES - Gelombang refleksi mengalir hangat di aula Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang ketika Training of Trainer (TOT) Moderasi Beragama yang digelar bersama Pusat Pengembangan Kompetensi Manajemen, Kepemimpinan dan Moderasi Beragama pada Badan Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Pusbangkom MKMB BMBPSDM) Kemenag RI, resmi dibuka, Senin, (17/11/2025) di salah satu hotel di Kota Batu. 

Ruang itu dipenuhi para dosen muda yang datang bukan hanya untuk belajar, tetapi untuk menata ulang cara pandang keberagamaan di tengah dunia yang makin riuh oleh modernisasi. Momentum pembukaan dilakukan langsung oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Drs. H. Basri, MA., Ph.D, mewakili Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. Hj. Ilfi Nur Diana, M.Si.

1

Dr. Basri mengawali dengan permohonan maaf dari Rektor, lalu membawa para peserta pada renungan panjang tentang perjalanan relasi manusia dengan agama di era digital. Ia kembali mengangkat prediksi seorang tokoh Yahudi abad ke-17 tentang meredupnya peran agama akibat sekularisasi yang kian menguat. Menurutnya, sebagian gambaran itu memang tampak di hadapan kita hari ini.

Baca Juga : Gagas SHARIACHAIN, Tim Fakultas Syariah UIN Malang Sabet Juara 2 International Essay Competition Festbank 5.0

“Hari ini, sebagian prediksi itu terbukti. Banyak masjid yang dibangun megah, tetapi jamaahnya tak seramai bangunannya. Masyarakat kini lebih dekat dengan ponselnya daripada rumah ibadah,” ujar Dr. Basri, menegaskan tantangan spiritual di tengah derasnya arus teknologi.

Ia juga menyoroti isu radikalisme yang masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Menurutnya, tidak ada pemicu tunggal yang membuat paham radikal tumbuh subur. Setiap negara punya latar persoalan yang berbeda. 

“Di Indonesia, radikalisme lebih banyak dipengaruhi oleh faktor sosial ekonomi. Kemiskinan dapat menjadi pintu masuk suburnya paham radikal,” ungkapnya. Ia kemudian membandingkan dengan negara-negara di Timur Tengah yang faktor ekonominya relatif stabil sehingga radikalisme di sana lahir dari motif lain.

2

Sebelum menutup sambutan, ia menitipkan harapan kepada seluruh peserta TOT agar mengikuti proses secara utuh dengan pikiran terbuka. “Ikutilah dengan suka cita. Semoga ilmu yang didapat bisa menetap di hati dan memberi manfaat dalam pengabdian kita ke depan,” pesannya.

3

Di sisi lain, Ketua Pusbangkom MKMB BMBPSDM Kemenag RI, Dr. Musyarrafah, menghadirkan perspektif tentang bagaimana seorang dosen memegang tanggung jawab moral di luar ruang kelas. Dosen, menurutnya, harus tampil sebagai figur teladan yang menghidupkan nilai-nilai keberagamaan yang damai dan inklusif.

“Tugas dosen bukan hanya mengajar, tapi menjadi teladan. Moderasi beragama mengajarkan kita untuk berpikir positif, menjauhi intoleransi, dan mencegah perpecahan di negeri ini,” ucapnya di depan peserta TOT.

Ia berharap cara para dosen UIN Malang dalam mengajar, berdialog, dan merespons dinamika mahasiswa mencerminkan jati diri seorang cendekiawan yang moderat dan mampu merawat keberagaman. Menurutnya, TOT yang digelar Pusbangkom bukan sekadar sesi teoritis, tetapi sebuah upaya membangun ekosistem penggerak moderasi beragama di tingkat fakultas, tempat interaksi paling dekat antara dosen dan mahasiswa berlangsung setiap hari.

Baca Juga : Sinopsis Danyang Wingit Jumat Kliwon: Film Horor Baru Dibintangi Nathalie Holscher dan Celine Evangelista

Peserta yang lulus TOT nantinya akan mendapatkan Sertifikat Penggerak Moderasi Beragama, sebagai pengakuan atas kompetensi mereka menjadi duta nilai-nilai moderasi. Sepanjang pelatihan, narasumber akan memperluas pemahaman peserta tentang cara menerapkan moderasi beragama di ruang kelas, termasuk menghadapi mahasiswa dengan latar karakter yang beragam, dari kelompok inklusif hingga mereka yang cenderung berada di pinggir ekstrem.

Dr. Musyarrafah juga mengajak seluruh peserta melakukan refleksi mendalam terhadap diri mereka sebagai pendidik. Ia menekankan bahwa semangat, integritas, dan konsistensi para dosen akan sangat menentukan sejauh mana gerakan moderasi beragama ini bisa memberi manfaat bagi kampus dan masyarakat yang lebih luas.

 


Topik

Pendidikan, uin maliki malang, moderasi beragama, kemenag,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.



cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette