Yaumul Marhamah, Hari Kasih Sayang yang Lebih Bermakna dari Valentine
Reporter
Anggara Sudiongko
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
06 - Jul - 2025, 10:42
JATIMTIMES - Makkah pernah ditaklukkan tanpa pertumpahan darah, tapi dengan penuh kasih sayang. Di hari bersejarah itu, Rasulullah SAW mencetuskan Yaumul Marhamah, sebuah momen yang menjadi simbol rekonsiliasi, bukan pembalasan.
Pada 20 Ramadan tahun ke-8 Hijriyah, Rasulullah Muhammad SAW bersama 10.000 pasukan muslimin bergerak menuju Kota Makkah. Peristiwa yang dikenal sebagai Fathu Makkah atau Penaklukan Makkah itu bukan hanya menjadi kemenangan militer terbesar dalam sejarah Islam, tetapi juga menjadi tonggak penting munculnya konsep Yaumul Marhamah atau hari kasih sayang. Hal ini seperti disampaikan Syarah Riyadhus Shalihin, Syaikh Muhammad Al-Utsaimin.
Baca Juga : Mau Tambah Pahala Setelah Asyura? Begini Hukum Puasa 11 Muharram Menurut Ulama
Dari Buku "Relasi Mubadalah Muslim dengan Umat Berbeda Agama", Faqihuddin Abdul Kodir, Fathu Makkah terjadi sebagai bentuk respon atas pelanggaran Perjanjian Hudaibiyah oleh kaum Quraisy. Perjanjian yang sebelumnya disepakati bersama Nabi SAW itu ternyata dikhianati, sehingga Rasulullah berangkat untuk menagih komitmen tersebut. Di tengah perjalanan, ketika kondisi sudah kondusif, Rasulullah mengumumkan bahwa pasukannya akan memasuki Makkah. Kabar ini disambut sorak gembira para sahabat yang telah lama merindukan momen ini.
Namun, suasana kemenangan itu sempat ternoda oleh slogan perang yang dikumandangkan salah satu panglima pasukan, Sa'd bin Ubadah RA. Seperti dicantumkan dalam Buku "Sang Panglima Tak Terkalahkan: Khalid bin Walid", Hanatul Ula Maulidya, dengan semangat tinggi, ia meneriakkan, “Hari ini adalah hari pembalasan dan penghabisan mereka!", sebuah seruan yang berpotensi menyalakan kembali api dendam lama.
Rasulullah SAW tidak tinggal diam. Beliau segera meminta Ali bin Abi Thalib untuk menegur Sa’d dan mencopotnya dari tugas pembawa bendera. Posisi itu kemudian diberikan kepada putranya, Qais bin Sa’d, dan Rasulullah langsung mengganti slogan tersebut dengan kalimat yang menggugah hati:
“Al-yaum yaumul marhamah, Hari ini adalah hari kasih sayang.”
Keputusan Nabi ini bukan sekadar simbolis, tapi merupakan langkah strategis dan spiritual untuk mencegah pertumpahan darah serta menunjukkan bahwa Islam bukan agama balas dendam, melainkan agama rahmat bagi semesta alam...