Pangeran Gagak Baning Gantikan Benawa: Adik Senapati Memimpin Pajang

Reporter

Aunur Rofiq

Editor

Yunan Helmy

05 - Jul - 2025, 02:16

Lukisan realis menggambarkan seorang pangeran Kesultanan Mataram. (Foto: created by JatimTIMES)


JATIMTIMES - Di tengah perubahan dinasti dan gejolak kekuasaan pasca-kemunduran Kesultanan Pajang, muncul satu nama yang jarang disebut dalam narasi besar historiografi Jawa: Pangeran Gagak Baning. Nama ini, meski samar dalam ingatan kolektif sejarah, merupakan simpul penting dalam transisi kekuasaan dari Pajang ke Mataram. 

Pemerintahannya yang singkat selama tiga tahun di antara dua tokoh besar—Pangeran Benawa dan kemunculan Senapati Mataram— adalah mosaik kecil namun signifikan dalam sejarah kekuasaan Jawa abad ke-16 akhir. 

Baca Juga : Lepas Kontingen Kota Kediri Pada Porseni MI, MTs, dan MA Jatim 2025, Ini Pesan Mbak Vinanda

Artikel ini mencoba merekonstruksi narasi kekuasaan Gagak Baning melalui pendekatan historiografi kritis, menelaah sumber-sumber primer dan sekunder, serta membaca makna peristiwa dalam konteks sosial-politik dan spiritualitas Jawa.

Pangeran Benawa: Akhir Pajang yang Goyah

Pajang sebagai penerus Kesultanan Demak telah melewati masa kejayaannya di bawah Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir). Setelah kematiannya, tahta jatuh ke tangan putranya, Pangeran Benawa, pada 1587. Namun masa kekuasaan Benawa berlangsung sangat singkat. Menurut versi Babad Tanah Jawi yang dikutip Meinsma, Benawa hanya memerintah selama satu tahun sebelum wafat. Ada pula versi yang menyebutkan ia mengundurkan diri secara sukarela untuk menjalani laku tapa sebagai pertapa di Parakan.

Senapati Mataram, yang saat itu merupakan kekuatan baru yang tengah tumbuh di selatan, menjadi aktor penting dalam penobatan Benawa. Keduanya memiliki hubungan yang bersifat politis sekaligus personal. Namun, ketika Benawa meninggal atau mengundurkan diri, kekosongan kekuasaan tidak bisa dihindari.

Munculnya Gagak Baning: Legitimasi yang Dititipkan

Mengisi kekosongan tersebut, Senapati mengangkat adiknya, Raden Bagus Tompe, sebagai penguasa baru di Pajang dengan gelar Tumenggung Gagak Baning. Dalam Sadjarah Dalem, ia disebut sebagai anak ke-12 dari Ki Ageng Pamanahan. Gelar "Pangeran Gagak Baning" atau "Gagak Pranala" menjadi identitas politiknya.

Tindakan ini memiliki dua sisi: di satu sisi, ia merupakan bentuk penguatan kekuasaan Mataram atas Pajang, dan di sisi lain, juga merupakan cara menjaga stabilitas agar Pajang tetap memiliki figur pemimpin yang berasal dari dalam lingkaran elite keluarga...

Baca Selengkapnya


Topik

Serba Serbi, Kesultanan Pajang, Gagak Baning, Senopati,



Jawa Timur merupakan salah satu provinsi dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat di Indonesia. Sektor industri, perdagangan, dan pariwisata menjadi pilar utama perekonomian Jatim. Pembangunan infrastruktur juga terus dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

cara menyimpan tomat
memilih model baju kerja wanita
harga gabah shio 2025
Cincin anniversary bukan sekadar perhiasan - ia adalah simbol yang menceritakan perjalanan cinta yang telah dilalui bersama. Mari kita dalami bagaimana Tips Memilih Wedding Anniversary Ring yang tepat untuk moment spesial Anda.

cara simpan tomat
Tips Memilih Bralette